pita deadline

pita deadline

Selasa, 09 April 2013

Meta Analisis Terbaru tentang Terapi Antitrombotik Pasien Gagal Jantung dengan Irama Sinus

“Pemberian warfarin dibandingkan aspirin pada HFREF dengan irama sinus, secara signifikan mengurangi risiko stroke tetapi tidak terlihat keuntungannya pada mortalitas”.

GAGAL jantung (HF) merupakan keadaan protrombosis dengan peningkatan risiko trombosis vena dalam, emboli paru, stroke dan infark miokard.
Keuntungan penggunaan warfarin telah terlihat dibandingkan aspirin pada fibrilasi atrium dengan penurunan yang signifikan risiko stroke pada setting prevensi primer dan penggunaan warfarin didukung oleh bukti kelas 1 dan direkomendasi panduan klinis.
Secara kontras, tidaklah jelas terdapat keuntungan penggunaan antikoagulasi pada pasien HF dengan irama sinus ritme (SR).
Dengan keluarnya hasil studi WARCEF, studi terbesar penggunaan antitrombotik, peneliti ingin melakukan pemeriksaan ulang bukti studi klinis untuk melihat hasil keluaran yang lebih baik.
Oleh karena itu, dilakukanlah studi metaanalisis oleh Hopper et al untuk melihat efek antiplatelet (terutama aspirin) dibandingkan antikoagulan (terutama warfarin) dan antitrombotik (clopidogrel) pada kematian serta kejadian trombosis mayor pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi (HFREF) dan irama SR.
Semua studi randominsasi yang menggunakan pasien HF kronis dan HFREF dengan irama SR (n > 100), serta efek aspirin, antiplatelet atau antikoagulan diikut sertakan dan dievaluasi secara prospektif.
Empat studi memenuhi kriteria inklusi, waktu intervensi sekitar 28 bulan.Tidak terdapat perbedaan mortalitas oleh semua sebab ketika aspirin diberikan yang dibandingkan dengan warfarin (n = 3701; RR 1.00; 95% CI 0.88-1.13; p = 0.94).
Dibandingkan dengan aspirin, secara signifikan kejadian stroke lebih sedikit pada kelompok warfarin (n = 3701; RR 0.59; 95% CI 0.41-0.85; p = 0.004) dan lebih sedikit stroke iskemik fatal dan non fatal (n = 3368; RR 0.48; 95% CI 0.32-0.73; p = 0.0006).
Warfarin meningkatkan dua kali lipat risiko perdarahan mayor dibandingkan aspirin (n = 3701; RR 2.02; 95% CI 1.45-2.80; p < 0.0001), akan tetapi perdarahan intracranial jarang ditemukan.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hospitalisasi HF pada pemberian aspirin maupun warfarin (n = 3701; RR 1.16; 95% CI 0.79-1.71; p = 0.45).
Dengan kata lain, pemberian warfarin dibandingkan aspirin pada pasien HFREF irama SR, secara signifikan terjadi penurunan risiko stroke tetapi tidak pada mortalitasnya serta perdarahan mayor terjadi dua kali lipatnya dengan kejadian perdarahan intrakranial yang jarang.
Temuan ini memberikan gambaran bahwa pemberian warfarin mempunyai  keuntungan yang lebih dibandingkan dengan risikonya. Penggunaan aspirin tidak meningkatkan angka hospitalisasi HF. Tidak terlihat keuntungan pada mortalitas dengan penggunaan warfarin dibandingkan aspirin, walaupun perdarahan sistem saraf pusat dan intrakranial jarang terjadi. (European Journal of Heart Failure 2013; 15: 69-78)

SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar