pita deadline

pita deadline

Selasa, 09 April 2013

Insidensi dan Tren Pasien yang Masuk ke RS dengan Gagal Jantung Post CABG

LEBIH dari 300.000 operasi bedah pintas  koroner (CABG) yang dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat. Revaskularisasi coroner dengan tehnik operasi dilakukan pada pasien dengan spectrum luas fraksi  ejeksi (EF) ventrikel kiri dan CABG merupakan terapi pilihan untuk pasien dengan penyakit tiga pembuluh darah koroner dan EF yang rendah.
Walaupun nilai revaskularisasi pada pasien gagal jantung masih menjadi perdebatan, perbaikan harapan hidup pasien CABG dengan disfungsi ventrikel kiri   memperbanyak pasien yang dilakukan studi kohort yang mungkin akan rehospitalisasi lagi.
Beberapa studi melaporkan adanya hubungan antara fungsi ventrikel kiri dan mortalitas operasi. Akan tetapi, tidak terdapat studi besar yang berfokus pada trend an insidensi gagal jantung setelah operasi CABG.
Sehingga dilakukanlah studi oleh Moreyra et al untuk mengetahui factor yang berpengaruh terhadap hospitalisasi gagal jantung yang dilakukan CABG.
Menggunakan 65.377 pasien yang menjalani CABG di New Jersey dari tahun 1998 sampai 2007 yang diidentifikasikan dari data operasi kardiak negara bagian; juga  tingkat hospitalisasi diambil dari registri sistem tersebut.
Pasien diklasifikasikan berdasarkan EF pre operasi. Model multivariat digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat admisi gagal jantung dan mortalitas.
Tingkat admisi HF post CABG pada pasien dengan EF < 35% meningkat selama periode 10 tahun (p = 0.02), tetapi tidak    signifikan pada pasien dengan EF >= 35%. Faktor independen yang dihubungkan dengan admisi HF post CABG dalam waktu dua tahun adalah EF, usia, wanita, ras kulit hitam, merokok, DMT2, penyakit ginjal,  hipertensi dan penyakit serebrovaskuler.
Penggunaan penghambat beta pre operasi meningkat selama beberapa tahun terakhir (p < 0.0001) dan mengurangi risiko admisi gagal jantung menjadi sebesar 13%, dengan keuntungan terbesar pada pasien dengan EF yang rendah.
Mortalitas masih tidak berubah dari tahun 1998 sampai 2007, dengan rerata 1.8% di rumahsakit dan 5.1% serta 7.2% pada   follow up 1 dan 2 tahun.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EF pre operasi merupakan prediktor kuat untuk admisi gagal jantung setelah 2 tahun post CABG, dengan penggunaan penghambat beta dapat menurunkan admisi gagal jantung setelah CABG terutama pada pasien dengan EF < 35%. (European Journal of Heart Failure 2013; 15: 46-53)
SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar