pita deadline

pita deadline

Senin, 04 Juni 2012

PERKI JAYA : STOP ROKOK !

Press Release PERKI JAYA

PERKI JAYA, sebagai Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia wilayah DKI Jakarta, bersamaan dengan digelarnya Jakarta Cardiovascular Summit (JCS) di Ritz Carlton, Jakarta, 26-27 Mei 2012 ini, memandang perlu untuk menyampaikan “pernyataan sikap” bahwa PERKI JAYA segera mengambil langkah proaktif terkait semakin meningkatnya prevalensi penyakit jantung akibat merokok di Indonesia.
Mencermati meningkatnya konsumsi tembakau Indonesia saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan. Menilik data Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar, Kemenkes, diketahui bahwa Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 1995 hingga kini, terjadi peningkatan yang sangat besar, yaitu dari sebanyak 34,7 juta perokok menjadi 65 juta perokok.
Sementara berdasarkan data yang dilansir YLKI baru-baru ini, bahwa lebih dari 65 juta masyarakat Indonesia adalah perokok aktif, dan lebih dari 95 juta masyarakat Indonesia merupakan perokok pasif.
Bahkan bila menilik data WHO tahun 2010, bahwa dari sekitar satu miliar perokok di seluruh dunia, 200 juta orang diantaranya adalah kaum perempuan yang 7% nya adalah remaja, tersebar di 151 negara. Bahkan meninggal dunia akibat penyakit tidak menular di kawasan ASEAN didominasi kaum wanita, yakni 61,5% dari total kematian.
Hal ini sejalan pula dengan pola penyebab kematian di Indonesia, yang menunjukkan peningkatan proporsi kematian yang disebabkan penyakit tidak menular. Diketahui penyakit menular dalam 12 tahun terakhir ini menurun, dari 44% menjadi 28%, sementara itu proporsi penyakit tidak menular justru mengalami peningkatan cukup besar cari 42% menjadi 60%.
Ironisnya lagi, jumlah perokok pada kalangan anak dan remaja meningkat drastis setiap tahunnya. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) memperkirakan ada 21 juta anak Indonesia menjadi perokok dan meningkat setiap tahunnya.
Jumlah anak merokok mulai terdeteksi meningkat sejak 2001. Tahun ini diperkirakan ada kenaikan hingga 38% dari jumlah anak yang merokok di Indonesia. Sementara untuk Jakarta, tingkatnya diperkirakan mencapai 80%. Tahun 1995 hanya 7% remaja merokok, lalu 12 tahun kemudian meningkat menjadi 19%.
Riskesdas 2007 juga membuktikan, jenis penyakit masyarakat Indonesia 50% didominasi oleh hipertensi, diabetes, stroke dan penyakit jantung. Bahkan penyakit jantung koroner ternyata secara perlahan-lahan tapi pasti, telah merangkak naik sebagai penyebab kematian utama di Indonesia.
Banyak faktor risiko yang mempengaruhi dan menyebabkan prevalensi penyakit tersebut di atas. Namun para ahli umumnya bersepakat, bahwa faktor risiko utama gaya hidup kebiasaan merokok yang sebenarnya dapat diubah. Dalam rangka semangat berubah ini, PERKI Jaya terpanggil untuk segera mengambil langkah strategis, demi jayanya generasi Indonesia di masa depan.
Setalah mencermati fakta tersebut di atas, serta masukan dari berbagai pihak, dan berdasarkan hasil diskusi pengurus PERKI JAYA dan panitia JCS dalam “Bussines Meeting” pada hari Jumat, 25 Mei 2012 pukul 16.00 WIB, di Ritz Carlton Hotel, maka pada kesempatan “cardiologist gathering” malam ini, kami PENGURUS PERKI JAYA menyatakan :
1.  Kepada seluruh cardiologist anggota PERKI JAYA harus memberi contoh dalam perikehidupan sehari-hari, memberi “suri tauladan” perilaku tidak merokok.
Termasuk sebagai langkah kongkrit merealisasikan komitmen ini, kami merekomendasikan kepada calon Anggota Muda Perki Jaya (Calon PPDS SpJP) harus disyaratkan “bersih” dari perilaku merokok.
2.  PERKI JAYA merekomendasikan kepada pemerintah, dalam hal ini Pemda DKI Jakarta agar bersungguh-sunguh melaksanakan peraturan daerah tentang pengendalian dampak konsumsi rokok seperti Perda Tentang Kawasan Tanpa Rokok agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan PERDA tsb, dan menegakkan “law enforcement” sesuai ketentuan yang berlaku.
3.  Kepada jajaran pemerintah lainnya, baik instansi militer maupun sipil, perusahaan-perusahaan swasta dan kantor-kantor yang berada di kawasan DKI Jakarta agar berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian dampak negatif rokok terhadap kesehatan jantung.
4.  Kepada para pemangku kepentingan lainnya, termasuk organisasi profesi lain, LSM, semua institusi pendidikan, universitas, sekolah, lembaga pendidikan nonformal lainnya, agar meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan, khususnya jantung.
Semoga Tuhan tetap senantiasa menyertai dan memberkati kita sekalian!
 
Jakarta, 26 Mei 2012
PENGURUS PERKI JAYA

ttd                                                                            ttd
dr. Dolly RD Kaunang, SpJP, SpKP                                  dr. Daniel PL Tobing, SpJP
KETUA                                                                     SEKRETARIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar