pita deadline

pita deadline

Selasa, 20 November 2012

Efek Metformin pada Pasien Gagal Jantung dengan Resisten Insulin dan Parameter Latihan

GAGAL jantung kronis adalah suatu keadaan resistensi insulin. Resistensi insulin (IR) menunjukkan prevalensi tertinggi pada pasien non diabetes yang menderita gagal jantung dan dihubungkan dengan tingkat keparahan dan hasil keluaran suatu penyakit.
Tidaklah jelas apakah IR sendiri mencerminkan suatu keparahan penyakit atau apakah hal tersebut menyumbang patofisiologi gagal jantung.
Tiazolidinedion mempunyai efek meningkatkan eksaserbasi gagal jantung pada pasien dengan penurunan ejeksi fraksi.
Metformin secara luas diresepkan pada DMT2, penggunaan pada pasien gagal jantung tidak direkomendasikan oleh karena risiko terjadinya asidosis laktat. Akan tetapi, pengalaman klinis menunjukkan bahwa risiko asiodsis laktat terkait metformin adalah rendah.
Pasien gagal jantung dengan IR memiliki penurunan kapasitas latihan. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian untuk menentukan efek metformin atau IR serta kapasitas latihan pada pasien gagal jantung non diabetes yang memiliki kecenderungan untuk terjadinya IR.
Menggunakan studi randomisasi placebo terkontrol untuk mengevaluasi dampak metformin pada IR dan efeknya terhadap kapasitas latihan. Endpoint primer dari studi ini adalah ambilan oksigen puncak (peak VO2).
Sebanyak 62 pasien non diabetik IR dengan gagal jantung (rerata usia 65.2 ± 8 tahun; laki-laki 90%; fraksi ejeksi ventrikel kiri  32.6 ± 8.3%; NYHA I/II/III/IV, 11/45/6/0) dilakukan randomisasi untuk menerima terapi metformin selama 4 bulan (n = 39, 2g/hari) atau dengan placebo (n = 23).
IR didefinisikan sebagai indeks resistansi insulin puasa (FIRI) > 2,7. Tes latihan kardiopulmoner dan FIRI dinilai pada saat baseline dan  setelah 4 bulan intervensi. Dibandingkan dengan placebo, metformin menurunkan angka FIRI (dari 5,8 ± 3,8 sampai 4,0 ± 2,5; p < 0,001) dan menghasilkan penurunan berat badan 1,9kg (p < 0,001).
Endpoint primer ini (peak VO2) tidak menunjukkan angka yang berbeda di antara ke dua kelompok. Studi ini memperlihatkan metformin memperbaiki endpoint sekunder dengan penurunan rasio ventilasi semenit dengan produksi karbondioksida (VE/VCO2) dari 32,9 ± 15,9 sampai 28,1 ± 8,8 (p = 0,034).
Pada kelompok metformin, FIRI secara signifikan dihubungkan dengan penurunan VE/VCO2 (r = 0,41; p = 0,036). Sehingga  dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengobatan metformin secara signifikan memperbaiki IR dan VE/VCO2 akan tetapi tidak  memiliki efek terhadap peak VO2. (Eur J of Heart Fail 2012;14: 1303-10)

SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar