pita deadline

pita deadline

Rabu, 25 Juli 2012

Kardiologi Kuantum (8): Roh Penelitian, Intuisi dan Kontinum Kemajuan Pemikiran

“The intuitive mind is a sacred gift and the rational mind is a faithful servant. We have created a society that honors the servant and has forgotten tha gift.”
~Albert Einstein~

BARU-baru ini Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI mengadakan Loka-Karya Pendidikan dan Penelitian di Hotel Aston Bogor, tanggal 19 dan 20 Mei 2012. Tanggal 20 Mei 2012 adalah khusus penelitan setelah sehari sebelumnya menyelesaikan masalah pendidikan.
Revitalisasi penelitian adalah kata-kata jargon dari Ibu Ketua Departemen untuk menunjukkan kegeramannya pada staf departemen yang diungkapkan dengan kepalan tangan yang digerak-gerakkan mengapa “Ruh” (“Roh” atau “Jiwa”?) penelitian belum juga merasuk melalui semangat penelitian pada seluruh staf departemen. Demikian ‘keynote speaker’ dari Ibu Ketua Departemen. Tentang roh atau jiwa penelitian akan kita bicarakan belakangan
Oleh karena itu beliau menyisipkan revitalisasi penelitian setelah lokakarya pendidikan. Nah, hari libur nasional dan hari yang terjepit nasional yang berjumlah empat hari itu dipotong dua hari untuk kegiatan departemen! Anehnya tidak ada yang menggerutu di depan pertemuan itu, mungkin di luar itu, apalagi kalau ditanyakan kepada anak, isteri/ suami mereka.
Seorang calon profesor menanyakan kepada penulis, sambil tersenyum karena beliau tidak dapat hadir, tetapi aktif di dalam persiapannya untuk menghadirkan dua pembicara, satu hadir terlambat karena mencari lokasinya membutuhkan waktu dua jam. Satu pembicara andalan peneliti mumpuni dari Jerman yang diminta untuk menyemangati penelitian internasional skala besar FKUI terpaksa tidak hadir karena mobilnya tiba-tiba rusak. Anehnya lokakarya penelitian berjalan terus, lancar, mengalir. Ketika pembicaranya datang, sesinya di stop sebentar untuk mendengarkan Sang Pembicara yang istimewa ini sekaligus tanya jawab sekitar penelitian. Pembicara ini sudah dikenal staf karena sebagai konsultan promosi S3 sbeberapa staf dan seorang direktur RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. “Begawan” Ismoyo Sunu yang arif dan bijaksana itu menjelaskan bahwa ketidak hadiran pembicara andalan tidak menjadi persoalan dan menurut keterangannya Ibu Kepala Departemen sangat puas dengan lokakarya penelitian ini, walaupun sebelumnya semua sudah harap-harap cemas.


Bagan Transenden 1: Jiwa dan Rohani Manusia [1] untuk Kardiologi Kuantum
Menurut Soemantri jiwa manusia mengungkapkan suatu keutuhan, yang mewakili suatu sifat tertentu. Memiliki beberapa perangkat jiwa dengan sifatnya yang mandiri seperti angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki dan semangat memberi. Walaupun setiap manusia sama-sama memiliki jiwa, tetapi kemampuannya menanggapi dunia tidak sama.
Angan-angan adalah salah satu perangkat jiwa yang dapat berinteraksi dengan vitalitas lainnya yaitu kekuatan nafsu-nafsu. Interaksi tersebut dapat menimbulkan suasana perasaan menerima atau menolak untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
Dimensi (dunia, matra)-1 adalah alam semesta di luar tubuh manusia, dimensi-2 adalah tubuh, fisik, soma, badan jasmani halus tempat beradanya pancaindra, dimensi-3 adalah jiwa, psike, badan jasmani halus, dan dimensi-4 adalah rohani, soul, spiritual, alam sejati atau pusat (hidup) imateri. Apa dan Dimana intuisi yang di sebut-sebut oleh Albert Einstein, Bill Gates, dan Steve Jobs, bagaimana peranannya dalam dunianya?
__________
  1. Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia. Warisan Putra Indonesia. [Penerbit “ProMemori”], Jakarta 2012.
  2. Soemantri Hardjoprakoso, Prof. Dr. dr., psikater dan neurolog. Candra Jiwa Indonesia (Soenarto). Ceramah ilmiah di Universitas Gadjah Mada, Siti Hinggil, Yogyakarta, 27 Nopember 1958. Dihadiri para guru besar, dosen, mahasiswa, R. Soenarto Mertowardojo, dan tamu undangan lainnya kira-kira 800 orang.

Memang pertemuan ini dirancang menumbuhkan semangat penelitian, bukan “hukuman” bagi siapa saja, menurut sang Begawan. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pencapaian departemen terhadap penelitian. Kordinator penelitian dan komite penelitian telah menunjukkan hasil kinerjanya yang prima. “The Up-coming Professor” Yoga Yuniadi menjelaskan bahwa posisi pencapaian departemen kardiologi dalam penelitian di fakultas kedokteran adalah nomor satu! diantara non-empat- besar, dan posisi nomor tiga dari seluruh departemen di FKUI, kekalahan tersebut bukan karena segi kualitasnya tetapi dari segi kuantitasnya. Hal yang terakhir inilah yang dipegang oleh sang Begawan dalam merancang penelitian ini atas petunjuk ibu Ketua Departemen, meningkatkan kuantitas.
Kardiologi kuantum memandang pertemuan itu dari sudut “Kontinum Kemajuan Pemikiran Departemen” .. sesuatu yang berbau filafat dan sedikit utopis ingin menyoroti hilangnya “Ruh” penelitian.
Sering kita berbicara tentang ruh atau jiwa tanpa mempertanyakannya. Apakah benar yang kita ceritakan itu memang jiwa, psyche, psike, badan jasmani halus, dan badan spiritual? Ada baiknya kita renungkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tentang: jiwa patriot, jiwa kewirausahaan, jiwa seni, jiwa pasukan, dan sebagainya. Yang disebut baru saja diartikan sebagai suatu sifat-sifat tertentu yang dapat berubah, berkembang dan ada pasang surut-nya. Kita, mulai saat ini harus membedakan antara jiwa dan roh. (Perhatikan juga struktur utuh manusia: jasmani, jiwa, dan rohani). Kita lebih baik beranggapan bahwa roh nantinya akan kembali pada asal mula hidup sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan bersifat abadi.
Sering kita berbicara tentang jiwa tanpa mempertanyakannya. Apakah benar yang kita ceritakan itu memang jiwa, psyche, psike, badan jasmani halus, yang teoretis berada di dimensi-3 atau pusat (hidup) imateri, spiritual, alam sejatinya yang abadi di dimensi-4? Ada baiknya kita renungkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tentang: jiwa patriot, jiwa kewirausahaan, jiwa seni, jiwa penelitian, dan sebagainya. Yang disebut baru saja diartikan sebagai suatu sifat-sifat tertentu yang dapat berubah, berkembang dan ada pasang surut-nya. Kita, mulai saat ini harus membedakan antara jiwa dan roh atau ruh. Kita beranggapan bahwa roh nantinya akan kembali pada asal mula hidup sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan bersifat abadi.
Perhatikan struktur alam semesta, dunia di sekitar kita yang dapat kita teliti melalui pancaindra dan segala peralatan penelitiannya (dimensi, dunia, matra-1). Perhatikan juga struktur utuh manusia: jasmani (dimensi-2), jiwa (dimensi-3), dan rohani (dimensi-4).
Ketika kita membicarakan jiwa pemuda, jiwa bangsa, dan seterusnya, tidak terbayangkan soal roh karena pemuda, bangsa, seni, dan kewirausahaan tidak mempunyai roh. Manusia dan juga binatang-binatang yang besar dianggap mempunyai roh. Jika yang dimaksud adalah jiwa pemuda, jiwa seni, jiwa penelitian, tentulah apa-apa yang ada pada pemuda, seni, dan penelitian, yaitu tentang pikiran, perasaan, semangat, cinta, kemampuan, kinerja, dan adaptasinya ketika mendapat kesulitan.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan jiwa manusia ialah segala sesuatu dari manusia yang bertalian dengan daya cipta angan-angan, menghubung-hubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya, dan kemampuannya membuat kesimpulan. Keinginan, kemauan, semangat, cita-cita, dan kemampuan adaptasi lingkungan untuk menyelamatkan hidupnya merupakan perangkat jiwa manusia. Setiap manusia mempunyai jiwa, hanya kemampuannya yang berbeda-beda.
Jiwa merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan yang tertentu, yang mewakili suatu sifat dari manusia. Di dalam keutuhan yang kita namakan jiwa tersebut terdiri atas beberapa sifat yang mandiri, misalnya: angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki dan semangat memberi. Selanjutnya akan menjadi jelas dan gamblang dengan mengikuti uraian berikut.
Karena jiwa merupakan suatu keutuhan, berarti memiliki batas-batasnya. Ada batas luar dan ada batas dalam. Apakah ada yang menjadi pintu gerbang ke luar dan ke dalam? Kita selalu menganggap jiwa (psike) berada di dalam badan jasmani (soma).
Bagaimana hubungan antara jiwa dan badan jasmani? Pertanyaan demi pertanyaan ini layaknya sebagai calon peneliti jiwa dipakai sebagai dasar untuk membuat beberapa jawaban sementara. Upaya awal penelitian ini dalam disiplin ilmu pengetahuan dipakai untuk menyusun hipotesis. Oleh karena itu, tidak pernah atau belum pernah diselidiki jiwa, psike (bukan roh) di luar badan jasmani.
Hubungan erat yang terjadi antara soma dan psike sudah lama dipelajari. Apabila seseorang takut maka jantung menjadi berdebar-debar. Sementara bila ia senang hatinya, maka pupil mata menjadi lebar. Atau kalau kita sedang malu, muka menjadi merah. Pada saat menunggu keputusan yang penting, perut menjadi mules, bahkan mau ke toilet. Begitu pula bila perut kenyang menjadi senang, sebaliknya kalau perut sedang kosong menjadi lekas marah.

Gambar: Psikosomatik
Manifestasi kepribadian pada penyakit psikosomatik. Emosi menyebabkan perubahan frekuensi dan irama denyut jantung, sesuai dengan penampilannya.
__________
http://24.media.tumblr.com/tumblr_ksto5zpSnX1qznt2yo1_500.jpg cited July, 2011.

Ketika sedang sakit panas, pikiran tidak dapat diatur, dan ngawur. Banyak faktor psikis yang pengaruhnya besar terhadap penyakit badan jasmani, misalnya pada asthma bronkhiale (asma saluran napas), hipertiroid (aktifnya kelenjar tiroid di leher), urtikaria (gatal-gatal di kulit), ulkus peptikum (tukak lambung), kolitis (radang usus besar), hipertensi (tekanan darah tinggi), migren (nyeri sebagian kepala), dan sebagainya.
Karena hubungan erat ini, tidak mengherankan ketika disiplin ilmu penyakit dalam, psikologi klinik, dan psikiatri berkolaborasi dalam keilmuan. Bahkan salah satu di antaranya ada yang mengembangkan sub-spesialis psikosomatik, dengan konsepnya yang khas, sebagai sarana pendalaman ilmu pengetahuan (yang baru). Tidak ada salahnya, departemen kardiologi dan kedokteran vaskular mulai memikirkan tentang pendekatan kardiologi kuantum, hanya bedanya adalah mengelaborasi dunia atau dimensi ke-3 dan dimensi ke-4.
Budhi S. Purwo-wiyoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar