pita deadline

pita deadline

Senin, 02 April 2012

Kardiologi Kuantum (Brain-Mind-Heart)

“There are more things in heaven and earth, Horatio, than are dreamt of in your philosophy” (Shakespeare, Hamlet)

KARDIOLOGI Kuantum dapat dianggap sebagai jembatan pengetahuan untuk mempelajari Body (fisik), Mind (mental) dan Soul (spiritual, pusat imateri), yang memandang mind memiliki sifat gelap dan terang. Gelap adalah sifat dari “selubung” fisiknya dan terang (sadar) adalah sifat yang berasal dari “pusat” imaterinya. Gelap adalah bersifat asadar dan terang berarti sadar karena refleksi dari sadar kolektif dari dalam pusat imateri (soul, spiritual, ketuhanan).
Apakah kognisi itu? rupanya diambil dari bahasa Latin 'cognitio', yang kira-kira diartikan sebagai suatu pengertian proses untuk mendapatkan pengetahuan, pengertian, hubungan sosial dan penemuan. Menurut Lionel Opie dalam bukunya Living longer, living better. Exploring the heart-mind connection, suatu hadiah tak terduga dari Dr. Sunarya Soerianata SpJP, 'intervensionist' senior kepada Kardiologi Kuantum agar bersifat membumi dan memiliki 'dataran permainan' yang sama dengan buku tersebut. Buku tersebut dipublikasikan pertama kali oleh penulisnya tahun 2011. Lionel H. Opie adalah saintis (jantung) terkemuka Afrika Selatan, anggota sekelompok kecil ilmuwan-komunikator berkelas dunia. Buku-bukunya merupakan acuan standar di dunia ilmu pengetahuan.

Bagan Transenden 1. Pengetahuan (cognition) adalah suatu kualitas yang meliputi memori. Pengetahuan memerlukan fungsi dari otak dan mental/psike. Pencantuman garis-garis pemisah antar dimensi, [keterangan], makro dan mikrokosmos, dan pancaindra adalah tambahan penulis agar dapat dibandingkan dengan Kardiologi Kuantum. (Sumber: Lionel H. Opie. Living longer, living better. Exploring the heart-mind connection. Noida: Saurabh Printers Pvt. Ltd. Reprinted 2012. h. 138.). Bagan aslinya ditulis bersama Joseph Raimondo di Chapter 7. h. 137.

Pada Bagan Transenden 1 jelas terlihat bahwa 'Brain' adalah bagian dari soma, jasmani kasar, termasuk dalam body. Apabila makrokosmos adalah Dimensi-1, maka brain berada dalam Dimensi-2 (fisik), mind dan cognition berada pada Dimensi-3 (mental). Opie sama sekali tidak menyentuh Dimensi-4 (spiritual): soul, pusat imateri yang merupakan pusat dari mikrokosmos.
Kardiologi Kuantum membayangkan dan membandingkan kata jantung yang bersamaan artinya dengan heart (Inggris) dan qalb (Arab). Dalam bahasa Indonesia pemahaman makna kata 'jantung' terasa unik. Ketika berubah orientasi ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka kata jantung dipahami sebagai hati atau kalbu, misalnya hatiku berdebar, padahal jantungnya yang berdetak. Atau sembah kalbu (transendental meditation), yang mengatur nafas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur detak jantung secara teratur tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan bahasa Inggris (heart) tetap sebagai jantung, tidak berubah makna walaupun esoteris. Pemaknaan dalam bahasa Indonesia terasa semakin unik, ketika ada dua istilah anatomik yang menjadi satu ungkapan jantung hati-ku. Inilah kekayaan makna bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian kita bersama.

Bagan Transenden 2. Intuisi adalah 'The sacred gift' (Einstein) dari Pusat Imateri (D4). Baik Opie, Descartes maupun Einstein tidak menyebut hipotesis Dimensi-4 (spiritual, soul atau tentang ketuhanan). Kardiologi Kuantum secara imajinasi membagi kosmos menjadi makro dan mikro-kosmos dengan 4 (empat) dimensi / matra-nya untuk menjelaskan semua fenomena alam.

Pada Bagan Transenden 2 jelas terlihat bahwa 'Jantung' dan brain adalah di dalam soma, jasmani kasar, termasuk di dalam body. Apabila makrokosmos adalah Dimensi-1, maka jantung dan brain berada dalam Dimensi-2 (mikrokosmos), sementara itu 'hati' diartikan sebagai mind dan cognition berada pada Dimensi-3. 'Hati' di sini lebih berarti perasaan, yang menurut Candra Jiwa Indonesia merupakan suasana yang terjadi akibat berinteraksinya angan-angan dan nafsu-nafsu. Kalau Opie sama sekali tidak menyentuh Dimensi-4, justru Kardiologi Kuantum membenarkan adanya Dimensi-4 sebagai pusat imateri, spiritual, soul, yang merupakan pusat (terdalam) dari mikrokosmos. Dalam hal inilah Kardiologi Kuantum sebagai jembatan pengetahuan antara Dimensi-2 (Body) dan Dimensi-4 (Soul).
Apakah hipotesis Kardiologi Kuantum dapat diterima, persoalannya lain lagi karena dalam penelitian yang bersifat kualitatif tentang mental, jiwa dapat dilakukan melalui introspeksi, uniknya dalam penelitian semacam ini antara peneliti dan yang dite-liti tidak-ada-jarak. Biasanya penelitian ada jarak antara peneliti dan objek penelitiannya, misalnya pemeriksaan rekaman EKG pasien. Kardiologi Kuantum secara holistik-ekliktik (memilih yang terbaik) tentu saja menerima 'pesan-pesan kuantum' fisikawan kuantum dunia seperti Max Planck, Albert Einstein, Niels Bohr, Erwin Schrödinger dan John Bell.
Yang sering disebut intuisi dalam sehari-hari perlu diperhatikan bahwa intuisi itu berkah, tidak disadari kapan datangnya. Setiap orang senantiasa bermimpi, berpikir, tetapi intuisi mencari orangnya. Intuisi adalah bertemunya antara prinsip alam dan prinsip ketuhanan (Natur Prinzip dan Geist Prinzip) menurut Carl Gustav Jung. Bertemunya Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif menurut Candra Jiwa Indonesia.
Manakala kita menerima keberadaan Dimensi-4 (spiritual) di dalam mikrokosmos manusia sebagai suatu hipotesis sesungguhnya terbuka kesempatan luas untuk memberikan pencerahan perilaku dan empati kepada klien-sehat jantung, pasien-sakit, maupun masyarakat lainnya. Tidak perlu sungkan-sungkan lagi menunjukkan perilaku-perilaku unggulan baik untuk kepentingan pergaulan di masyarakat maupun bekal kembalinya sang Aku ke dalam pusat imaterinya sendiri seperti yang sering disampaikan melalui religi-religi yang ada atau melalui jalur spiritual dan kebudayaan.
Setiap manusia (mikrokosmos) cara memandang, merespons dan beradaptasi dengan makrokosmos memiliki spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri sebagai dua ciri khas dari setiap manusia. Meletakkan jalannya sendiri tepat pada jalan orang lain, akan menghasilkan keterikatan kepada tradisi dan prasangka-prasangka justru mengabaikan spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri. Mungkin saja bahwa manusia yang satu diperjalanan hidupnya dapat menangkap dengan jelas dan dapat memahami pengalaman-pengalaman orang lain, akan tetapi kedua jalan itu tetap khas bagi pribadi masing-masing.
Dr. Herbert Benson (lahir 1935), adalah kardiolog Amerika lulusan Universitas Wesleyan dan Fakultas Kedokteran Harvard. Selain sebagai Associate Professor di Harvard, beliau adalah founder dari The Mind/Body Medical Institute di R.S.U. Massachusetts di Boston dan mantan direktur dari Benson-Henry Institute (BHI). Publikasi ilmiahnya sebagai penulis utama maupun ko-penulis lebih dari 175 dan telah menulis 11 buku, serta lebih dari 4 juta bukunya dicetak dalam berbagai bahasa.
Tokoh kardiolog ini pionir dalam kedokteran 'fisik/mental' (mind/body), adalah dokter Barat pertama yang membawa spiritualitas dan penyembuhan ke dalam dunia kedokteran. Beliau adalah pionir riset fisik-mental fokus pada stres dan respon relaksasi di dunia kedokteran. Dalam risetnya, 'fisik dan mental berada dalam satu sistim', meditasi berperanan penting dalam mengurangi respon stres. Ia melanjutkan risetnya juga sebagai pionir di sini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset 'fisikmental'.
Coba perhatikan, apakah kita juga mampu membedakan satu atau dua kata jantung dan hati, jantung-hati, jantung-'hati', jantunghati, serta jantung'hati'? Kardiologi Kuantum seyogyanya bisa membedakan itu di dalam 'hati' karena ia tidak bosan menyatakan dirinya sebagai transcendence to the depth of the heart and beyond.
Salam Kuantum
Budhi S. Purwowiyoto

1 komentar:

  1. I enjoyed your post. It’s a lot like college – we should absorb everything we can but ultimately you need to take what you’ve learned and apply it.
    1999 Pontiac Grand AM AC Compressor

    BalasHapus