pita deadline

pita deadline

Selasa, 25 April 2017

Kardiologi Kuantum No. 37:

Meme dan Promosi Kardiovaskular
(Komunikasi-Informasi- Edukasi)

Memes [‘mi:ms] generally replicate through exposure to humans, who have evolved as efficient copiers of information and behavior. Because humans do not always copy memes perfectly, and because they may refine, combine or otherwise modify them with other memes to create new memes, they can change over time.
(Richard Dawkins’#39; book: The Selfish Gene, 1976)


Salam kardio. Denisa, adalah ko­asisten tingkat ­5 salah satu fakultas kedokteran negeri di Indonesia menghubungi dosennya lewat Whatsapp untuk bertemu karena ia bersama temannya Yonathan meminta bimbingan dari dosennya tersebut. Konon, Yonathan sudah ketemu dengan dosen tersebut untuk bimbingan bagi organisasinya (Staying Alive) yang bertujuan untuk menurunkan angka henti jantung di masyarakat. Status WA nya tampak gambar fotonya yang lucu, mungil, dengan setengah senyuman yang polos, jelas sudah suatu Duchenne smile.
Selebihnya, tidak kelihatan karena memakai hijab pink, tetapi teman selfie di belakangnya tampak seolah-­olah lebih besar full senyum dengan topi pet merahnya. Menarik memang suatu selfie Duchenne ‘original’ smile bersanding dengan ordinary smile, suatu kajian psikologi dalam ranah senyuman perempuan di dalam fotografi. Sebenarnya, istilah itu diambil dari Duchenne de Boulogne, pioner research dalam electrophysiologi.
Walaupun belum pernah ketemu, atau mungkin sudah pernah ketemu tetapi lupa... dosen ini mengirimkan sebuah meme [‘mi:m] kepadanya sebagai pembuka komunikasi saja. Hebatnya WA generasi sekarang sudah bisa menerima gambar, tulisan, email dan informasi dalam beragam format file. Dosen ini sebenarnya hanya ingin memancing perhatian mahasiswanya sekaligus reaksinya ketika menerima meme tersebut.
Tentu saja, kalau boleh menduga bahwa dosen tersebut sebenarnya ingin membuat suatu jenis penelitan eksperimental tentang informasi dan perilaku komunikannya. Karena belum ada proposal penelitiannya yang berisi metodologi riset, induksi statistik, pertanyaan penelitian, maupun hipotesisnya, maka anggap saja ini hanyalah suatu case­report yang menarik tentang meme dan prevensi kardiovaskular.
Rupanya, pak dosen tua ini sedang mengerjakan suatu proyek meme non­profit untuk penyuluhan kardiovaskular yang unik. Betapa rumitnya menggabungkan 7 ­leaflet prevensi, prosedur dan peralatan kardiovaskular untuk dirangkum menjadi 2 leaflet saja bagi pasien dan dokter. Kalau 6 leaflet masing-­masing berisi 4 x ¼ kertas A4 kotak informasi, dan 1 leaflet hanya 2 x ½ A4, maka proyeknya adalah menggabungkan 28 kotak informasi direduksi menjadi 8 kotak yang terdiri dari 2 leaflet untuk pasien dan dokter, masing­-masing 4 kotak informasi; kotak-­kotak informasi inilah yang diceritakan pada kolom ini sebagai proyek meme.
Sebagai perbandingan, meme di dunia maya saat tulisan ini dibuat, salah satunya adalah gambar presiden USA Trump yang tingginya 185 cm, lebih tiggi dan jauh lebih besar dari Barack Obama apalagi Presiden Rusia, Putin. Trump digambar sebagai anak kecil yang rewel, berteriak di pangkuan gambar Putin yang sedang tersenyum.
Tekniknya sederhana saja yaitu, informasi utamanya diletakkan di tengah kotak, setiap ruang yang kosong sampai garis batas pinggir di masukkan sebanyak­-banyaknya informasi. Dibedakan dari kolom­-kolom kecil informasi dengan format tertentu, warna­-warna tulisan yang membedakannya, jenis dan tebal tipisnya garis, serta warna-­warni latar belakangnya. Leaflet yang untuk pasien inilah yang dikirimkan kepada mahasiswa. Berisi tentang ajakan Olahraga Jalan­kaki di Rumah @1x30 menit atau 2x15 menit terutama bagi pasien pasca serangan jantung atau gagal jantung.
Olahraganya harus bertahap, maksimal denyut nadinya 120/menit (orang sehat boleh 150/menit). Ukuran lainnya adalah berolahraganya jangan sampai ngos­-ngosan, tetapi ngos atau ngos­ngos boleh saja. Sedikit demi sedikit ditingkatkan, untuk ini perlu niat, semangat dan selalu mendekat kepada­Nya dengan doa, zikir, mantra dan/atau meditasi.
Dari 2­ leaflet dengan 8 kotak full­ informasi tersebut terpilih oleh redaksi 1 ­kotak yang bergambar ECGdm adalah suatu elektro­kardiogram yang lebih sederhana pemeriksaannya karena hanya 4 ­sadapan di anggota badan, tanpa perlu membuka baju untuk memeriksa 6­sadapan di dadanya. Informasinya merupakan komplemen terhadap ECG klasik. Pada leaflet tersebut justru mengungkapkan jati diri meme.
Dapat dikatakan meme seperti gene dalam biologi, secara kebudayaan adalah sebuah ide, perilaku, atau gaya hidup yang dapat berkembang, berpindah dari orang ke orang dalam suatu masyarakat menurut teori Richard Dawkins 1976, dalam bukunya, The Selfish Gene. Anggaplah meme sebagai struktur yang hidup, bukan hanya suatu metaphor, kata N.K. Humprey. Ide semacam ini mendapat tentangan seperti ketika Darwin mendiskusikan teorinya tentang asal mula spesies.
Perjuangan mempertahankan keberadaan suatu teori tentang meme sebagai suatu spesies, dan haknya untuk hidup sama kuatnya dengan semangat menentang kehadirannya dari lawan pemikirannya. Pada umumnya meme memperbanyak dan menyebar setelah mengalami perubahan demi perubahan seperti gene di dalam tubuh mahluk hidup.
Ada info tambahan disini yaitu tentang makrokosmos di depan pancaindra manusia, rupanya terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dewa dan mineral salah satunya adalah kerak bumi. Dewa di sini dipersepsikan sebagai makhluk ­halus sifatnya di antara manusia dan binatang. Pancaindra pun unik sama­-sama terdiri dari 5 ­komponen, yaitu penglihatan, pendengaran dan pembau, ketiganya ini yang klasik. Yang ke-­4 adalah perasa(an), jadi bukan perasa maupun peraba (taktil) tetapi suatu ‘peralatan’ untuk meraba­rasakan perasaan orang lain (empati) terutama ketika sedang berkomunikasi tatap muka. Yang ke-­5 adalah pengucap (bahasa), bukan pengecap makanan atau minuman tetapi adalah suatu indra komunikasi. Itulah Candra Jiwa Indonesia yang selalu diselipkan dalam kardiologi kuantum sebagai salah satu dari ketiga pilarnya selain ilmu kardiovaskular dan fisika kuantum itu sendiri. Informasi lainnya adalah Panca Usaha S.E.H.A.T. Yayasan Jantung Indonesia: Seimbang Gizi, Enyahkan Rokok, Hadapi Stres, Awasi Tekanan Darah dan Teratur Berolahraga.


Kolega pak dosen adalah seorang peneliti yang hobinya menulis buku, sebut saja orangnya Dr. Surya Dharma, PhD malah menekankan agar hanya 1 leafleat saja untuk seluruh informasi kesehatan yang dimilikinya. Kardiolog yang satu ini unik juga karena menganjurkan pak dosen agar menonton lebih dulu Rogue One, suatu film yang setting­nya sebelum serial StarWars. Sampai beliau mengajari seniornya cara mengunduh bioskop mana saja ketika The Cinema 21 sudah tidak memutarnya lagi, akhirnya ketemu juga gedung bioskop yang masih memutarnya: Blitz Megaplex, Mega Kuningan, terima kasih Pak Dokter Surya.
Dalam film tersebut, Chirrut Imwe (Donni Yen) gurunya para jedi yang buta itu terpaksa menghadapi para startroopers yang persenjataan lasernya lengkap, walaupun dapat bertahan, akhirnya jatuh juga. Jargon yang terkenal dalam film ini selain “May the Force be with us,” adalah: Chirrut’s mantra—“I’m one with the Force. The Force is with me”; “Look for the Force and you always find me”; “I don’t need luck, I have You,” “Chirrut, may you live for ever in the Force, and in our hearts.” Jejak­-jejak karya George Lucas untuk film­film StarWars­nya semakin kental. Sepertinya, ia mau bercerita lebih dalam lagi tentang The Force, Sang Penuntun dan Guru Sejatinya mikro dan makrokosmos, The Self dan galaksi/alam semesta. Bahkan metaforanya The Force adalah sang pencipta alam semesta itu sendiri atas nama The Source, sumber hidup, asal mula hidup dan tujuan hidup semua makhluk.
Chirrut Imwe boleh saja sudah meninggal, namun ia masih “hidup” di dalam hati siapa saja, semacam konsep kesadaran kolektif; Pamudaran, Panunggal di dalam Candra Jiwa Indonesia, dan yang juga telah diindikasikan oleh Carl Gustav Jung 60­an tahun yang lalu sebagai Individuation, akhir dari evolusi kesadaran hidup manusia yang terbatas itu kembali kepada­Nya. Ternyata, George Lucas masih dapat meneruskan karyanya melalui perusahaan The Lucas Film, walaupun seluruh film StarWars dan asesorinya sudah dijual kepada pihak lain.
Tanggal 25 Februari 2017 hari Sabtu pagi jam 8.00 adalah hari yang disepakati untuk bertemu, mereka datang 5 menit sebelumnya; pak dosen akan mencurikan waktunya sebentar sebelum melaksanakan suatu tugas menguji (National Board Examination) bagi para kardio(angio)log [baca: kardiolog] dari Kolegium pendidikan dokter ahli jantung dan pembuluh darah. Mereka datang berempat termasuk Jonathan, ternyata si Duchenne smile adalah Lady Aurora, gadis Minangkabau, kali ini ia dengan jilbabnya yang berwarna hitam... bukan Denisa si pemilik HP, yang selalu berkomunikasi dengan pak dosen. Telah terjadi gagal­persepsi awal di dalam suatu case­report komunikasi kardiovaskular (gotcha.. [I have] got you!).


Salam kuantum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar