pita deadline

pita deadline

Selasa, 25 April 2017

Gaya Perki Bali & Perki Sumbar Meningkatkan Produktivitas:

Olahraga Santai!

Para anggota Perki Sumatera Barat dan Perki Bali bersemangat berolah raga santai. Agar jiwa raga segar, program organisasi pun berjalan lancar. Akibatnya, prestasi pun tercapai.

RABU sore dan Sabtu pagi merupakan hari-­hari istimewa bagi anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Cabang Bali. Lihat saja, hampir semua anggota melaksanakan “acara wajib” yang satu ini: futsal.
Mereka giat dan tekun berlatih di lapangan futsal yang terletak di pusat kota Denpasar. Perki Bali juga mengajak sejumlah rekan seprofesi seperti sejumlah dokter dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan RSUP Sanglah Denpasar.

Perki Bali: Juara bertahan futsal.

“Hampir semua anggota Perki Bali dan PPDS mengikuti kegiatan ini. Ada juga yang datang sekedar menonton dan memberikan semangat jika sedang ada pertandingan futsal,” kata dr I Made Junior Rina Artha, SpJP(K), FIHA, Ketua Perki Cabang Bali, kepada InaHeartnews, akhir Februari.
Olahraga futsal, bagi Perki Bali memang memiliki arti tersendiri. “Di sini ada kompetisi tahunan yakni Bali Cardiology Futsal League (BCFL) yang sudah berjalan sejak 2012,” kata Made. Rupanya Perki Bali sudah menyabet banyak prestasi dari cabang olahraga ini.
“Kami berhasil meraih juara I Asmiha Perki Muda Cup 2016,” kata Made bangga. Kejuaraan itu adalah pertandingan futsal tahunan yang telah diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Perki. Selain itu, Perki Bali juga telah menjadi juara bertahan BCFL sejak 2015. Pernah juga menjadi juara II dalam pertandingan persahabatan Perki Bali Merah Putih Cup 2016 dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. “Kami yakin tahun 2017 ini juga akan menjadi juara bertahan Asmiha Perki Muda Cup!” kata Made bersemangat.
Berbagai prestasi ini tentu dicapai dengan usaha yang cukup serius dan tekun berlatih. Menurut Made, anggota Perki Bali kini berjumlah 24 orang yang kebetulan sebagian besar sangat hobi futsal. Maka mereka tak kekurangan pemain untuk berlatih.
Awalnya, ketika resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1994, anggota Perki Bali hanya 5 orang. Lewat SK Pengurus Pusat (PP) Perki nomor 01/PP/SK/7/1994, dipilihlah Prof Dr dr I Wayan Wita, DSJP, sebagai ketua pertama kali, dengan sekretaris adalah Dr Anwar Santoso, DSJP dan bendahara dijabat oleh Dr  K Badjra Nadha, DSJP.  “Saat itu dokter Anwar masih bertugas di Bali dan titel yang digunakan masih DSJP yaitu dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sebelum sekarang diganti menjadi SpJP,” tutur Made.
Pada 2004, anggota bertambah menjadi 7 orang. Lonjakan jumlah anggota terjadi pada 2015 yang langsung menjadi 24 orang anggota. Ini terjadi karena jumlah lulusan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari program studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unud/RSUP Sanglah bertambah banyak. “Selain itu juga mendapat tambahan dan mutasi dokter PNS dari Samarinda dan Bogor,” kata Made.
Hingga kini Perki Bali memiliki 24 orang anggota dan 2 orang anggota luar biasa. “Tahun 2017 ini PERKI Bali juga akan mendapat setidaknya 2 anggota baru yang akan dikonvokasi pada April ini bersamaan dengan dilaksanakannya pertemuan ilmiah ASMIHA ke-­26,” kata Made.

Selain kegiatan ilmiah, bakti social tetap dijalankan.

Selain olahraga, Perki Bali tentu saja melaksanakan kegiatan utama seperti memperdalam ilmu penyakit jantung. “Untuk acara­acara ilmiah, kita bekerja sama dengan Bagian/SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar,” kata Made.
Misalnya, melaksanakan acara tahunan Bali Cardiology Update (BAC­UP) yang diikuti oleh 300­an dokter umum dan spesialis dari sekitar Bali dan Nusa Tenggara. “Biasanya kami juga mengadakan workshop­workshop, temu ilmiah, seminar kecil dan pelatihan­-pelatihan seperti ACLS dan EKG,” katanya lagi.
Tentu saja, Perki Bali tak melupakan kegiatan religius. Bersama PPDS I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unud/RSUP Sanglah, mereka rutin melakukan Tirtayatra, yakni melakukan persembahyangan bersama keliling Pura yang ada di Bali. “Acara Tirtayatra ini rutin dilakukan dua kali dalam setahun,” kata Made.


Perki Sumbar: Sambil olahraga, tetap ilmiah

Tampaknya olahraga santai dan kumpul­kumpul anggota memang menjadi pilihan utama. Perki Sumbar yang kini beranggotakan 25 dokter jantung juga rutin mengadakan family gathering dan outbond yang diadakan setiap April atau awal Mei tiap tahun. Perki Padang pertama kali didirikan tahun 1987 dengan Ketua Prof dr Asnil Sahim SpJP, kemudian digantikan oleh dr M Syukri SpJP(K). Saat ini Perki Sumbar diketuai oleh dr Muhammad Fadil SpJP(K) sejak 2015.
Nah, berbicara tentang olahraga, menurut Fadil, setidaknya ada tiga cabang yang diminati para anggota. Yaitu gowes alias sepeda santai, tenis dan futsal. Mereka yang senang gowes selalu keliling kota Padang tiap hari Minggu. “Ada kurang lebih 7­10 sepeda yang keliling dikomandani dr M Syukri, SpJP dan dr Masrul, SpJP,” tutur Fadil. “Saya sendiri mengkoordinir latihan tenis tiap Senin dan Rabu malam sedangkan yang ingin latihan futsal biasanya setiap Sabtu sore,” katanya lagi.
Perki Sumbar: kumpul-kumpul santai keluarga.

Dengan bekal olahraga teratur ini, jiwa raga pun segar sehingga Perki Sumbar dengan lancar melaksanakan kegiatan ilmiahnya. Untuk aktivitas yang satu ini, Perki Sumbar selalu bekerja sama dengan Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengadakan acara ilmiah tahunan yang jatuh pada bulan Mei.
“Acara itu selalu akrab disebut dengan SYMCARD atau singkatan dari Symposium Cardiology. Tahun ini akan diselenggarakan SYMCARD ke­6 pada tanggal 12­14 Mei 2017,” kata Fadil. Tahun lalu, tepatnya pada 22 Mei 2016, Perki Sumbar juga menyelenggarakan Simposium Hipertensi dalam rangka memperingati Hari Hipertensi dunia.
“Ketika itu setidaknya ada 3 disiplin ilmu yang dilibatkan. Yaitu kardiologi, neurologi
dan nefrologi. Peserta yang ikut mencapai lebih dari 300 orang. Rata­rata jumlah peserta SYMCARD tiap tahun mencapai 400­500 peserta,” kata Fadil lagi. Untuk kegiatan pengabdian masyarakat, lanjutnya, akan diadakan pada tanggal 6 Mei 2017 di kota Sawahlunto, bertepatan dengan hari ulang tahun Prof dr Asnil Sahim SpJP yang ke­80 tahun. Acara itu juga sekaligus menjadi ajang penghormatan pada senior perintis terbentuknya Perki Sumbar.
Organisasi profesi ini, tak melupakan pelestarian adat istiadat saat melaksanakan program­programnya. “Seperti acara Kongres Perki tahun lalu yang diselenggarakan di Padang, kami menyuguhkan tari-tarian Minangkabau. Para pengurus juga memakai pakaian adat. Juga disuguhkan makanan khas Minang seperti rendang, dendeng balado, gulai kapalo ikan, gulai tunjang, soto dan sate Padang, serta tak lupa martabak kubang di saat rapat yang sampai menyentuh tengah malam,” tutur Fadil. 
Tak pelak lagi, dengan berbagai kegiatan ini, baik Perki Bali maupun Sumbar sangat berharap dapat berdampak meningkatkan keakraban, partisipasi dan kesadaran anggota dalam menyebarkan disiplin ilmunya dan informasi kesehatan kardiovaskular ke masyarakat luas.
“Mereka memperoleh informasi dan edukasi tentang kesehatan kardiovaskular yang benar, bukan hoax sehingga masyarakat awam lebih paham dan sadar mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri dan lingkungan serta tidak mudah mempercayai informasi menyesatkan mengenai perawatan penyakit penyakit kardiovaskular,” kata Fadil.
Fadil juga berharap agar tiap­tiap kota yang memiliki Perki dapat memberikan edukasi pada masyarakat sekaligus mengenalkan dokter spesialis jantung di kota tersebut. “Jadi anggota Perki tersebut lebih dikenal warga. Anggota akan lebih gampang mengkampanyekan mengenal gejala klinis penyakit jantung serta menyebarkan pengetahuan yang benar terkait pencegahan dan pengobatan penyakit jantung yang benar,” katanya.



[Tim InaHeartnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar