pita deadline

pita deadline

Selasa, 20 Maret 2012

Penyakit Jantung Koroner Diturunkan oleh Ayah ke Anak Laki-lakinya Melalui Kromosom Y

METODE baru analisis genetik telah membuktikan bahwa salah satu varian kromosom Y (laki-laki) berhubungan dengan kenaikan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) bermakna (50%). Temuan baru ini menjelaskan mengapa pada beberapa laki-laki mengalami PJK 10 tahun lebih cepat dari perempuan, menurut Dr Fadi J Charchar (University of Ballarat, Australia) dan koleganya dalam artikel mereka yang dipublikasikan online tanggal 8 Februari 2012 di the Lancet.
Dan yang utama, kaitan ini independen terhadap faktor risiko tradisional dan sosioekonomi. Sepertinya dimediasi melalui sistim imun, menurut peneliti kedua Lisa D S Bloomer (University of Leicester, UK). “Temuan terpenting adalah kemungkinan penjelasan perbedaan PJK antara laki dan perempuan, dan peran kromosom Y selain diferensiasi jenis kelamin; yaitu dalam menurunkan penyakit.”
Dr Virginia M Miller (Mayo Clinic Rochester, MN) mengatakan bahwa penelitian tersebut memberi insight baru bagi varian genetik dan pendekatan baru yang potensial untuk memahami PJK yang diturunkan pada laki-laki.
Dr Sekar Kathiresan (Massachussetts General Hospital, Boston) –tidak terlibat dalam penelitian ini—mengomentari bahwa studi ini mempertanyakan hal yang tidak pernah dievaluasi dalam studi skala besar genomewide association studies (GWAS) untuk PJK dan menimbulkan hipotesis yang menarik. Akan tetapi untuk dapat dikatakan bonafide masih perlu konfirmasi; hasil ini sangat menarik tapi perlu lebih banyak kerja untuk mencapai taraf meyakinkan.
Para peneliti menjelaskan bahwa tidak banyak gen dalam kromosom Y—yang diturunkan dari bapak ke anak laki—dan bahwa peran mendasar kromosom adalah untuk memberi karakter laki-laki. Walaupun beberapa polimorfisme telah dihubungkan dengan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Bloomer menjawab GWAS tidak dapat dijadikan acuan untuk studi ini karena dalam studi ini, kromosom Y dianalisis menggunakan analisis haplogrup yang membutuhkan pengetahuan spesialistik yang tidak dipahami secara luas dan belum mapan dan lebih sedikit yang mampu melakukannya. Tim peneliti menggunakan material dari 3000 pria kulit putih berkebangsaan Inggris yang berpartisipasi dalam dua studi besar: the cross-sectional British Heart Foundation (BHF) Family Heart Study dan prospektif West of Scotland Coronary Prevention Study (WOSCOPS). Dari 9 haplogrup (grup dari haplotipe yang merupakan kombinasi allele di loci terdekat), mereka mengidentifikasi dua yang bertanggungjawab terhadap 90% variasi kromosom Y pada pria Inggris. Carrier dari salah satu grup, yaitu Haplogrup I, memiliki 50% lebih tinggi risiko PJK age-adjusted dibandingkan tipe kromosom Y lainnya. Lebih spesifik lagi, dalam studi BHF, odds ratio 1,75 (p=0,004); dalam WOSCOPS 1,45 (p=0,012); dalam dalam analisis kedua populasi adalah 1,56 (p=0,0002). Sementara hubungannya independen terhadap faktor risiko tradisional, pria dengan haplogrup I mengalami deregulasi sistim imun, mempengaruhi autoimun dan inflamasi hampir setara dibandingkan tipe kromosom Y lainnya. Demikian penjelasan Bloomer.
Data ini menunjukkan bahwa predisposisi PJK pada pria mungkin setidaknya sebagian ditentukan oleh jalur keturunan kromosom Y dan bahwa efek ini dalam risiko PJK dimediasi melalui respons imun. Usaha selanjutnya di masa yang akan datang yang diperlukan adalah mengidentifikasi varian yang mendasari peningkatan kerentanan terhadap PJK pada carrier haplogrup I dan untuk menguraikan interaksi antara kromosom Y, sistim imun dan penyakit kardiovaskuler. Demikian kesimpulan peneliti.
Miller setuju bahwa hasil penelitian ini memancing banyak pertanyaan dan membuka peluang untuk penelitan di masa depan.” (www.theheart.org/article/1353409.do)
Sony HW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar