pita deadline

pita deadline

Selasa, 20 Maret 2012

Kunjungan Pendiri World Interactive Network Focused On Critical UltraSound

Kunjungan Past President dan Educational Global Direktur Winfocus (World Interractive Network Focus on Critical Ultrasound) Prof. Luca Neri ke Departemen Kardiologi dan Vaskular Medicine FKUI di RSJHK tanggal 21 Februari 2012.

WORLD Interactive Network Focused on Critical Ultrasound adalah suatu organisasi yang bertujuan mensosialisasikan penggunaan ultrasound sebagai alat diagnostik ujung tombak menggantikan stetoskop untuk mendeteksi kegawat-daruratan dan perawatan kritis. Organisasi ini terdiri atas anggota dokter spesialis lintas profesi sedunia. Pendiri organisasi tersebut mengunjungi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita atas undangan tim lintas profesi perintis pembukaan cabang organisasi ini di Indonesia, yang dari Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, diwakili oleh dr. Rita Zahara SpJP, anggota PERKI, staf di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Kunjungan Prof. Luca Neri tersebut bertujuan untuk merintis pembukaan cabang, sehingga memperluas penyebaran penggunaan ultrasound untuk deteksi dini kegawat-daruratan di Indonesia untuk seluruh dokter spesialis yang merawat pasien gawat darurat dan kritis, termasuk spesialisas Jantung dan Pembuluh Darah.
Dalam kunjungan tersebut Prof. Luca Neri memberi kuliah dan diskusi sekitar lebih kurang satu jam di depan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dan dilanjutkan dengan visitasi ICCU, ICU dan Emergency. Tujuannya adalah untuk melihat kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat penyebaran ilmu intergrative ultrasound di Emergency dan Critical Care yang terorganisir dan terhubung langsung dengan Internasional Winfocus yang berpusat di Milan, Italia.
Dalam kuliah Beliau menyebutkan bahwa ultrasound merupakan alat diagnostik yang sangat memungkinkan dipakai untuk saat ini, sangat relevan dan sangat sensitive untuk menentukan masakah pada pasien Critical Care dan Emergency sehingga kita dapat mendiagnosis dengan cepat dan tindakan yang cepat dan tepat. Disaat perkembangan zaman dimana dokter dituntut untuk melakukan tindakan mendiagnosis pasien dengan cepat dan tingginya tuntutan hukum apabila dokter salah mendiagnosis, melakukan tindakan terhadap pasien Ultrasound merupakan pilihan yang paling tepat dan akurat. Seorang Dokter yang mempunyai keahlian dalam emergency and critical care ultrasound menghemat biaya perawatan, mendiagnosis lebih cepat dengan keakuratan yang lebih baik dibanding dengan stetoskop, x-ray dan dalam beberapa hal dapat menyingkirkan beberapa masalah dengan sensisivitas yang sama dengan CT-scan. Beliau juga menyebutkan bahwa dengan ultrasonografi seorang dokter dapat memandu suatu tindakan sehingga komplikasi yang terjadi pada pasien bisa minimal, contohnya pada torakosintesis, perikardiosentesis, akses vaskuler dan sebagainya. Di ruang gawat darurat Ultrasound menjadi suatu andalan untuk mendiagnosa dengan cepat gagal nafas pada pasien, post trauma,disability, evaluasi Airway, pendarahan intra abdomen, dan lain-lain. Seorang pasien yang datang ke instalasi gawat darurat dengan syok atau sesak nafas, kita harus dapat menentukan penyebab sesak nafas tersebut dengan cepat dan akurat tanpa menunggu x-ray, karena menunggu x-ray berarti kita kehilangan waktu dalam mendiagnosis pasien sedini mungkin, apalagi jika harus mengirim pasien tersebut untuk cityscan.
Penentuan penyebab syok atau sesak nafas tersebut bisa disebabkan oleh masalah :
a. Airway (Obstruksi, atelektasis, trachea displacement).
b. Breathing (Efusi Pleura, konsolidasi alveolar, sindrom interstisial, pneumotorak, gangguan diafragma).
c. Circulation (status cairan, performa jantung, infark miokard, acute heart failure, emboli pulmonal, efusi pericard, tamponade, aneurisma aorta abdominal & torakal, dan lain-lain).
d. Disability (midline shift, cervical fracture dan lain-lain)

Semua masalah tersebut harus disimpulkan dalam waktu yang singkat untuk mendapatkan diagnosis yang tepat sehingga kita dapat melakukan tindakan yang cepat pula.
Winfocus mengembangkan pelatihan di seluruh dunia dalam bentuk workshop 1-2 hari sehingga setiap dokter yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat dan Perawatan Kritis dapat melakukan intergrative emergency and critical care ultrasound sehingga pasien dapat tertangani dengan tepat dan cepat.
Bentuk lain pengembangan dari konsep Winfocus adalah diberi nama Ultrasound Primary Management yang terdiri dari : Ultrasound Trauma Life Support, Ultrasound Advance Cardiac Life Support, dan Ultrasound Triage & Ultrasound EMS/HEMS.
Juga konsep Head To-Toe berupa secondary management & monitoring: Head, Thorax, Abdomen, Limbs.
Prof. Luca Neri mengajak seluruh dokter di Indonesia termasuk dokter kardiologis sebagai salah satu dokter yang dianggap mahir dalam ultrasound (echocardiography) untuk bersama-sama dengan organisasi dunia seperti Winfocus mengembangkan bidang ini di Indonesia.
“Indonesian is the 4th largest populated country in the world we are proud and honour to haveyou part of winfocus global family and dream.
Together we could empower a lot of the quality, accessibility and sustainability of millions of patients both in the OR and ICU setting, as in the remote riral and island areas of great country.
That’s realy the power of being a team, one drean one word.
Dr. Rita Zahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar