pita deadline

pita deadline

Jumat, 24 April 2015

Optimalisasi Pengobatan Tekanan Darah dengan Fixed-Dose Combination Perindopril / Amlodipine pada pasien dengan Hipertensi Arterial

MESKIPUN pemahaman dan kesadaran tentang peranan hipertensi pada penyakit kardiovaskuler terus – menerus meningkat, World Health Organization (WHO) membuat hipertensi sebagai faktor resiko mortalitas nomer 1 dengan 13% kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan hipertensi.[1] Tentunya, pasien dengan hipertensi tidak terkontrol akan rutin ditemukan pada praktek kedokteran sehari-hari dan akan terus menjadi tantangan bagi banyak dokter.
Sekarang banyak diketahui bahwa banyak pasien yang memerlukan 2 atau lebih obat anti-hipertensi untuk mencapai dan menjaga tekanan darah agar terkontrol.[2] Oleh karena itu, terapi kombinasi telah didukung sepenuhnya oleh pedoman sebagai lini pertama dan lini kedua terapi alternatif. Belakangan ini, pedoman telah menetapkan bahwa strategi dengan memilih kombinasi penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) dengan penghambat kanal kalsium (CCB) atau diuretik harus lebih diutamakan agar memaksimalkan cara kerja dan jalur molekuler mereka yang sinergis atau sejalan.[3] Khususnya, kombinasi penghambat Angiotension Converting Enzyme  (ACE) seperti perindopril, dengan CCB dihidropiridin seperti amlodipine, diharapkan memberikan perbaikan tekanan darah dan luaran kardiovaskuler, sembari meningkatkan aliran vena dan menurunkan kejadian oedema pada pengobatan amlodipine.[4,5] Selanjutnya, pedoman telah mendukung formulasi pil tunggal (Single pill) yang diyakini akan meningkatkan kepatuhan minum obat dan menurunkan kejadian kesalahan dalam pengobatan.
Pengobatan hipertensi dengan perindopril / amlodipine belakangan ini diakui dengan bentuk Fixed-Dose Combination (FDC), sesuai dengan rekomendasi pedoman dan didukung dengan hasil studi ASCOT (Anglo-Scandinavian Cardiac Outcome Trial) dan dengan data tambahan yang menjelaskan setiap obat sebagai monoterapi. [3-6] Pada studi ASCOT, pengobatan pada pasien hipertensi dengan kombinasi CCB (amlodipine) dan penghambat ACE (perindopril) dengan jelas menurunkan mortalitas dan kejadian kardiovaskuler dibandingkan dengan pengobatan dengan penyekat reseptor beta-adrenergik atau strategi dengan diuretik tiazid.[7] Selanjutnya, amlodipine, yang mana juga digunakan untuk mengurangi nyeri dada pada pasien penyakit arteri koroner, telah menunjukkan penurunan tekanan darah dan kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi dengan atau tidak adanya penyakit arteri koroner.[8-11] Perindopril telah menunjukkan penurunan tekanan darah secara efektif, memperbaiki fungsi endotel dan abnormalitas dari struktur dan fungsi pembuluh darah yang berkaitan dengan hipertensi untuk memperlambat aterosklerosis dan mortalitas kardiovaskuler secara signifikan pada banyak pasien.
Pengobatan dengan fixed-dose combination menggunakan penghambat Angiotension-Converting Enzyme (ACE), seperti perindopril ditambah dengan penghambat kanal kalsium (CCB), seperti amlodipine, telah didukung oleh pedoman karena mereka memperbaiki kontrol tekanan darah dan luaran kardiovaskuler pada pasien hipertensi, sementara itu juga dapat ditoleransi dan ditaati dengan baik oleh pasien.
Berdasarkan Studi SYMBIO (StudY of optiMized Blood pressure lowering therapy with fixed cOmbination perindopril / amlodipine), studi ini untuk mengetahui kenyataan pada praktek klinis pada efek penurunan tekanan darah dan toleransi perindopril / amlodipine FDC pada pasien yang pernah diobati dengan penghambat ACE dan / atau CCB namun hipertensinya tidak terkontrol dan pada hipertensi yang terkontrol namun tidak toleran pada pengobatan penghambat ACE dan / atau CCB yang sebelumnya, dokter internis dan dokter umum di Slovakia diminta untuk mempertimbangkan pendaftaran pada pasien hipertensi yang diobati dengan penghambat ACE dan / atau CCB (terutama amlodipine) untuk hipertensi dan yang telah diobati dengan perindopril / amlodipine FDC oleh dokter. Pasien tersebut adalah pasien yang memiliki hipertensi yang tidak terkontrol secara adekuat (TDS/TDD > 140 / 90 atau > 130/80 mmHg pada pasien dengan diabetes melittus tipe 2 atau dengan resiko tinggi kardiovaskuler[2]) atau pasien dengan tekanan darah terkontrol dalam pengobatan namun dengan pernah memiliki gejala yang dicurigai akibat toleransi buruk pada pengobatan penghambat ACE dan / atau CCB yang sebelumnya. Pasien dengan diekslusi apabila: mereka berumur kurang dari 18 tahun; memiliki hipersensitivitas atau tidak toleran pada perindopril atau amlodipine; memiliki infak miokard akut atau stroke akut dalam < 3 bulan; terdiagnosa atau dicurigai memiliki hipertensi sekunder; memiliki penyakit serius yang mempengaruhi prognosis; atau kontraindikasi pada pengobatan (seperti kehamilan dan wanita menyusui).


Figur 1. Tekanan darah setelah 1 bulan dan 3 bulan pengobatan dengan perindopril/amlodipine. (a) TDS dam TDD pada seluruh kohort; (b) TDS dinyatakan dengan tingkat dari hipertensi. Terdapat tiga tingkatan hipertensi menurut definisi pedoman hipertensi ESC/ESH 2007.[2] Mean dan standar deviasi dilaporkan; analisis dilakukan pada populasi yang ditujukan untuk diobati. Pada figur 1a jumlah pasien terhadap TDS digambarkan pada aksis x; jumlah pasien terhadap TDD sama + 5 pasien. Angka pada figur 1b sesuai dengan jumlah pasien pada setiap subgroup pada baseline. BP = Blood pressure; DBP = Diastolic BP; HTN = Hypertension; SBP = Systolic BP.  * p < 0,0001 vs baseline.

Figur 2. Persentase pasien yang mencapai tekanan darah target dari waktu ke waktu oleh tingkatan hipertensi. Nilai target dan kelompok berdasarkan keparahan didefiniskan menurut pedoman hipertensi ESC/ESH 2007.[2] Tekanan darah target didefiniskan sebagai TDS/TDS < 140/90 mmHg atau < 130/80 mmHg pada pasien diabetes mellitus tipe II atau dengan resiko tinggi kardiovaskuler. Analisa dilakukan pada populasi yang ditujukan untuk diobati. Angka sesuai dengan jumlah pasien setiap subgroup pada baseline. Pasien yang mencapai TD target saat baseline (n=140) tidak digambarkan. BP = Blood pressure; DBP = Diastolic BP; HTN = Hypertension; SBP = Systolic BP.


Keamanan dan toleransi
Pengobatan dengan FDC perindopril/amlodipine dapat ditoleransi dengan baik. Setelah 3 bulan pengobatan, efek samping yang paling sering terjadi adalah oedema tungkai (5,4%), dispneu (1,8%), sakit kepala (1,2%), batuk (1%) dan vertigo (1%). Tidak ditemukan adanya efek samping yang serius.
Jumlah pasien yang menderita edema tungkai akibat amlodipine menurun dari 163 dari 1085 pasien (15%) hingga 86 pasien (7,9%) setelah 1 bulan, pada pengobatan perindopril.
Pada SYMBIO sebuah studi fase IV, longitudinal selama 3 bulan mengenai pengobatan optimisasi dengan FDC perindopril/amlodipine menghasilkan penurunan signifikan secara klinis dan statistik pada tekanan darah pasien dengan insufisiensi kontrol hipertensi dan atau toleransi buruk pada pengobatan sebelumnya dengan ACE inhibitor dan atau CCB. Perubahan secara signifikan pada tekanan darah tercatat tanpa memperhatikan keparahan baseline dan pengobatan baseline. Target tekanan darah dicapai 74% populasi dari keseluruhan pasien, 84% pasien dengan hipertensi tingkat 1, dan 52% pasien dengan hipertensi tingkat 3. Pengobatan cukup bisa ditoleransi dan berhubungan dengan 58% penurunan jumlah pasien dengan edema tungkai akibat amlodipin.
Pentingnya kontrol tekanan darah secara berkala untuk kesehatan jantung jangka panjang sudah diketahui dengan baik.[ Selanjutnya, data dari studi jangka panjang sebelumnya menyimpulkan bahwa keuntungan studi jangka panjang akan dihasilkan dari pengobatan dengan FDC perindopril/amlodipin. Pada percobaan ASCOT-BPLA,[7] pengobatan 5 tahun dengan amlodipin/perindopril menyebabkan penurunan signifikan secara statistik pada mortalitas kardiovaskular (24%), stroke (23%), total kejadian kardiovaskular dan prosedur (16%), gagal jantung (16%), kejadian koroner total (13%), dan kematian akibat semua sebab (11%) dibandingkan pengobatan atenolol/bendroflumethiazide. Kemudian secara jangka panjang, pasien yang diobati dengan FDC perindopril/amlodipin diharapkan mengalami peningkatan morbiditas kardiovaskular dan mortalitas yang berhubungan dengan penurunan tekanan darah dari efek spesifik perindopril/amlodipin.
Pada studi sekarang, dimana 77% pasien diobati dengan ACE inhibitor atau kombinasi dengan CCB sebelum kriteria inklusi, penggantian pengobatan baseline ACE inhibitor/amlodipin dengan kombinasi pasti perindopril/amlodipin menyebabkan penurunan signifikan pada tekanan darah. Hasil ini mungkin bisa dijelaskan perbedaan relevan secara klinis pada profil ACE inhibitor yang berbeda. Tentu saja karena ACE inhibitor memiliki farmakokinetik dan farmakodinamik yang berbeda, profil efikasi dan tolerabilitas diharapkan berbeda juga. Contohnya perindopril dimana telah didemonstrasikan efikasi antihipertensinya selama 24 jam dengan pengobatan 1 kali sehari. Dengan rasio menuju puncak 75-100%, perindopril menunujukkan bahwa ia memiliki efikasi 24 jam ketika ditambahkan CCB kerja panjang amlodipin dengan rasio menuju puncak 87%.[19]

KESIMPULAN
Data dari studi ini mendemostrasikan bahwa pada praktek klinik sehari-hari di Slovakia, perindopril/amlodipin FDC cukup efektif dan memiliki toleransi baik pada penurunan tekanan darah hingga mencapai target tekanan darah yang direkomendasi pada pasien yang memiliki banyak faktor resiko dan komorbiditas. Meskipun terbukti bahwa keuntungan pada penggunaan amlodipin/perindopril pada pasien hipertensi yang bebas dari penyakit jantung terhadap morbiditas dan mortalitas,[18] studi tambahan untuk jangka panjang yang spesifik pada FDC perindopril/amlodipin dibutuhkan, untuk menunjukkan penurunan tekanan darah pada studi ini dan disimpukan menjadi penurunan morbiditas kardiovaskular dan peningkatan kelangsungan hidup. Meskipun demikian, data perindopril/amlodipin yang ada disini digabungkan dengan data yang membuat tentang amlodipin dan perindopril menunjukkan bahwa perindopril/amlodipin FDC sangat efektif dan mudah digunakan sebagai pilihan pengobatan jangka panjang untuk hipertensi arterial. (Refferensi dapat dilihat di sini)

Evan Hindoro, Arlis Karlina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar