(untuk baca artikel bagian awalnya, klik disini)
Penelitian Armour dari
Montreal Canada pada tahun 1991, sungguh mengejutkan dengan ditemukannya sel
sel saraf (NEURON) didalam jantung.7,8 Keberadaan ini juga didukung
oleh peneliti dari Lithuania, Neringa Pauziene dkk tahun 2000, dengan jelas
terlihat keberadaan sel sel saraf di
dalam jantung melalui mata mikroskop elektron.9 Lebih jauh Armour
mengatakan dengan ditemukannya tidak kurang dari 40.000 sel neuron tersebut dan
adanya sel saraf sensorik aferen yang memberikan informasi ke Otak melalui
aferen saraf simpatis menuju saraf sumsum tulang belakang, dan yang melalui
aferen saraf parasimpatis nervus vagus menuju batang otak, yang semuanya
diteruskan ke otak. Armour juga mengatakan bahwa ini adalah suatu otak
tersendiri yang independen terhadap otak (dalam kepala), dia bisa melakukan
fungsi merasakan dan rasa, bisa belajar learning, mengingat (recall memory),
berfikir, cognition, dst.., dia menyebutnya LITTLE BRAIN IN THE HEART. Sel sel
saraf (neuron) didalam otot jantung ini memproduksi neuropeptide, suatu hormon
namanya calmodulin yang mampu menyimpan proses learning dan memory, yang
kemudian beredar melalui aliran darah dan informasinya ditangkap oleh otak
(cranial brain). Calmodulin ini banyak ditemui di hyppocampus, cortex pre
frontal.10,11 Itulah mengapa ketika jantung dari donor yang atheist
akan memindahkan sifat atheist tersebut kepada resipien, seperti contoh diatas,
Graham yang akhirnya dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dengan
menembakkan pistol kedalam mulutnya (committed suicide, atheist). Bukankah
Allah mengatakan, Qalbu itu (jantung) menyimpan qode keimanan (Al Maidah (5): 52).
Sains ilmu pengetahuan adalah hanya tools untuk membuktikan kebenaran Ilahiah,
jangan dibalik, bisa bisa pada gilirannya kita menjadi kufur. Janganlah terburu
buru menyalahkan Al Quran ketika sains bertentangan dengan Al quran, itu karena
ilmu kita belum sampai untuk memahaminya, atau salah dalam menterjemahkan atau
menafsirkan kata/ayat tersebut seperti QALBu yang sudah dibahas, sama sekali
tidak ada pertentangannya dengan sains. Itulah mengapa para saintis barat
menemukan kebenaran Al-Quran dan kemudian menyatakan keislamannya dengan
mengucap dua kalimah shahadat. Seyogianya ilmuwan intelektual muslim menjadikan
Al Quran untuk membangun hipotesis, dengan demikian direction dari penelitian
menjadi terarah konvergen tidak divergen atau bizare ketika hanya mengandalkan
akal semata seperti penelitian-penelitian di Barat (al Maghribi). Seperti
contohnya penelitian Neuro Science dalam bidang meditasi/kontemplasi yang akan
dibahas berikut ini. Karena pendekatannya empirik deduktif, ketika hasil hasil
yang didapat sulit bagi mereka melihat benang merahnya dan akhirnya salah dalam
mengambil kesimpulannya.
Neuro Science adalah bidang
ilmu yang mempelajari ilmu tentang otak manusia, dalam berbagai aktifitas
kehidupan manusia, hubungan horisontal maupun vertikal sebagai refleksi mahluk
ciptaan Tuhan. Andrew Newberg dari Pennsylvania, USA pada tahun 2001, meneliti
8 monk Tibetan Budhist dalam meditasi yang intens (Oneness to Universe)
menunjukkan peningkatan aktifitas otak dengan meningkatnya aliran darah ke
Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan, yang direkam dengan SPECT Brain HMPAO
perfusion scan.12 Kemudian Newberg meneliti kembali pada 3
Franciscan Nuns pada tahun 2003, prayer yang ditujukan pada one GOD phrase yang
ada dibible, (bukan ROSARY prayer yang notabene TRINITY base). Hasilnya
konsisten terlihat peningkatan aliran darah ke Cortex Pre Frontal Dorsolateral
Kanan juga.13 Nina Azari dari Dusseldorf Germany pada tahun 2001,
meneliti 6 guru agama yang religius dari Evangelical Fundamentalist Community,
dan 6 mahasiswa sebagai kontrol dari University of Dusseldorf. Grup religius
berdoa dengan membaca Mazmur 23 ayat -1 (Psalm 23 verse-1), artinya Lord is my
sheperd, Tuhan adalah gembalaku berulang ulang, kemudian disuntikkan 15 Oxygen
untuk melihat rCBF dibawah kamera PET (Positron Emission Tomography). Sedangkan
grup kontrol menyanyikan lagu anak-anak yang gembira. Grup kontrol terlihat
peningkatan aktifitas otak Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kiri. Dan grup
religius terlihat peningkatan aktifitas otak Cortex Pre Frontal Dorso Lateral
Kanan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Azari ini adalah bahwa
pengalaman religius ini merupakan fenomena Cognitive.14 Herrington
tahun 2005 membuktikan bahwa kata-kata yang indah menyenangkan akan
mengaktifkan Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kiri saja.15 Sedangkan
Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan bila di disrupsi dengan stimulus magnet
akan menjadi tidak berfungsi, dan keputusan yang diambil pada saat itu akan
distorsi melanggar nilai2 moral, artinya Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan
tersebut tempat aktifitas COGNITIVE barbasis moral.16 (BERSAMBUNG)
Manoefris Kasim
(untuk baca artikel sambunganya, klik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar