SEJAK lama orang berpendapat tentang manfaat kesehatan dari konsumsi moderat makanan yang di fermentasi seperti anggur dan alkohol, sering tanpa basis saintifik. Yang sering terlihat justru konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan angka kesakitan dan kematian, termasuk hubungannya dengan kesehatan dan kecelakaan lalu lintas. Sebaliknya beberapa penelitian epidemiologis menganjurkan mengkonsumsi alkohol sedang dapat mengurangi seluruh angka kematian dari penyakit jantung koroner. Walaupun demikian ada perbedaan spesifik tipe minumannya (anggur, bir dan wiski) pada sistim kardiovaskuler dan kanker, dan kemungkinan protektifnya kandungan minuman beralkohol (ethanol) atau komponen nonalkoholnya terutama poliphenol. Studi klinik dan epidemiologi menyatakan konsumsi sedang dan reguler anggur (satu-dua gelas sehari) dihubungkan dengan menurunnya insiden penyakit kardiovaskuler (PKV), hipertensi, diabetes, kanker tipe tertentupada kolon, sel basal, ovarium, dan kanker prostat. Konsumsi sedang bir juga berhubungan dengan efek tersebut, hanya tingkatnya lebih rendah karena bir hanya sedikit mengandung phenol. Keuntungan dari segi kesehatan dihubungkan dengan kapasitas antioksidan, perubahan profil lipidnya, dan efek anti peradangan dari minuman beralkohol tersebut.
Sebaliknya konsumsi berlebihan dari alkohol tidak diragukan lagi berhubungan dengan banyaknya masalah kesehatan, sosial dan problem yang berhubungan dengan pekerjaan, termasuk berkembangnya sindroma ketergantungan alkohol, penyakit kronis lainnya: sirosis hati, kardiomiopati, ensepalopati, polineuropati, dementia, kecelakaan apa saja yang kadang-kadang merenggut kematian.
Semenjak “Paradoks Perancis” dikemukaan duapuluh tahunan yang lalu, beberapa studi fokus pada perhatian komponen anggur merah (terutama poliphenol, khususnya resveratrol) untuk menjelaskan hubungan terbalik yang terobservasi antara minum anggur moderat dan angka kejadian PKV. Keuntungan kesehatan dari anggur merah terletak dari lebih tingginya kadar poliphenol disebabkan perbedaan proses pembuatan antara anggur merah dan putih. Mekanisme yang mendasarinya adalah meningkatnya kolesterol HDL, menurunnya agregasi trombosit, menurunnya kadar fibrinogen dan meningkatnya sensitivitas insulin hal ini diduga berhubungan dengan kandungan ethanol pada anggur. Anggur merah mengandung lebih banyak poliphenol dibanding dengan yang putih (kira-kira 10-kali) sebab selama pembuatan angur merah ada proses maserasi beberapa minggu bersama kulitnya. Kulit ini merupakan bagian dengan konsentrasi tertinggi komponen phenol dari buah anggur merah (grape); poliphenolnya berupa campuran yang kompleks (seperti anthosianin dan flavan-3-ols) serta serta non flavonoid (seperti resveratrol, cinnamates dan asam gallik). (Nutrients 2012, 4, 759-781; doi:10.3390/nu4070759)
Sebaliknya konsumsi berlebihan dari alkohol tidak diragukan lagi berhubungan dengan banyaknya masalah kesehatan, sosial dan problem yang berhubungan dengan pekerjaan, termasuk berkembangnya sindroma ketergantungan alkohol, penyakit kronis lainnya: sirosis hati, kardiomiopati, ensepalopati, polineuropati, dementia, kecelakaan apa saja yang kadang-kadang merenggut kematian.
Semenjak “Paradoks Perancis” dikemukaan duapuluh tahunan yang lalu, beberapa studi fokus pada perhatian komponen anggur merah (terutama poliphenol, khususnya resveratrol) untuk menjelaskan hubungan terbalik yang terobservasi antara minum anggur moderat dan angka kejadian PKV. Keuntungan kesehatan dari anggur merah terletak dari lebih tingginya kadar poliphenol disebabkan perbedaan proses pembuatan antara anggur merah dan putih. Mekanisme yang mendasarinya adalah meningkatnya kolesterol HDL, menurunnya agregasi trombosit, menurunnya kadar fibrinogen dan meningkatnya sensitivitas insulin hal ini diduga berhubungan dengan kandungan ethanol pada anggur. Anggur merah mengandung lebih banyak poliphenol dibanding dengan yang putih (kira-kira 10-kali) sebab selama pembuatan angur merah ada proses maserasi beberapa minggu bersama kulitnya. Kulit ini merupakan bagian dengan konsentrasi tertinggi komponen phenol dari buah anggur merah (grape); poliphenolnya berupa campuran yang kompleks (seperti anthosianin dan flavan-3-ols) serta serta non flavonoid (seperti resveratrol, cinnamates dan asam gallik). (Nutrients 2012, 4, 759-781; doi:10.3390/nu4070759)
Budhi S Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar