Olahraga Santai!
Para anggota Perki Sumatera Barat dan Perki Bali bersemangat berolah
raga santai. Agar jiwa raga segar, program organisasi pun berjalan lancar.
Akibatnya, prestasi pun tercapai.
RABU sore dan Sabtu pagi merupakan hari-hari
istimewa bagi anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
(Perki) Cabang Bali. Lihat saja, hampir semua anggota melaksanakan “acara
wajib” yang satu ini: futsal.
Mereka giat dan tekun berlatih di lapangan futsal yang terletak
di pusat kota Denpasar. Perki Bali juga mengajak sejumlah rekan seprofesi
seperti sejumlah dokter dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Ilmu
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan
RSUP Sanglah Denpasar.
Perki Bali: Juara bertahan
futsal.
“Hampir semua anggota Perki Bali dan PPDS mengikuti kegiatan
ini. Ada juga yang datang sekedar menonton dan memberikan semangat jika sedang
ada pertandingan futsal,” kata dr I Made Junior Rina Artha, SpJP(K), FIHA,
Ketua Perki Cabang Bali, kepada InaHeartnews,
akhir Februari.
Olahraga futsal, bagi Perki Bali memang memiliki arti
tersendiri. “Di sini ada kompetisi tahunan yakni Bali Cardiology Futsal
League (BCFL) yang sudah berjalan sejak 2012,” kata Made. Rupanya Perki
Bali sudah menyabet banyak prestasi dari cabang olahraga ini.
“Kami berhasil meraih juara I Asmiha Perki Muda Cup 2016,” kata
Made bangga. Kejuaraan itu adalah pertandingan futsal tahunan yang telah
diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Perki. Selain itu, Perki Bali juga telah
menjadi juara bertahan BCFL sejak 2015. Pernah juga menjadi juara II dalam pertandingan
persahabatan Perki Bali Merah Putih Cup 2016 dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan
RI 17 Agustus. “Kami yakin tahun 2017 ini juga akan menjadi juara bertahan
Asmiha Perki Muda Cup!” kata Made bersemangat.
Berbagai prestasi ini tentu dicapai dengan usaha yang cukup
serius dan tekun berlatih. Menurut Made, anggota Perki Bali kini berjumlah 24
orang yang kebetulan sebagian besar sangat hobi futsal. Maka mereka tak kekurangan
pemain untuk berlatih.
Awalnya, ketika resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1994,
anggota Perki Bali hanya 5 orang. Lewat SK Pengurus Pusat (PP) Perki nomor 01/PP/SK/7/1994,
dipilihlah Prof Dr dr I Wayan Wita, DSJP, sebagai ketua pertama kali, dengan
sekretaris adalah Dr Anwar Santoso, DSJP dan bendahara dijabat oleh Dr K Badjra Nadha, DSJP. “Saat itu dokter Anwar masih bertugas di Bali
dan titel yang digunakan masih DSJP yaitu dokter spesialis jantung dan pembuluh
darah sebelum sekarang diganti menjadi SpJP,” tutur Made.
Pada 2004, anggota bertambah menjadi 7 orang. Lonjakan jumlah
anggota terjadi pada 2015 yang langsung menjadi 24 orang anggota. Ini terjadi
karena jumlah lulusan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari program
studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unud/RSUP Sanglah bertambah
banyak. “Selain itu juga mendapat tambahan dan mutasi dokter PNS dari Samarinda
dan Bogor,” kata Made.
Hingga kini Perki Bali memiliki 24 orang anggota dan 2 orang
anggota luar biasa. “Tahun 2017 ini PERKI Bali juga akan mendapat setidaknya 2
anggota baru yang akan dikonvokasi pada April ini bersamaan dengan dilaksanakannya
pertemuan ilmiah ASMIHA ke-26,” kata Made.
Selain kegiatan ilmiah, bakti social tetap
dijalankan.
Selain olahraga, Perki Bali tentu saja melaksanakan kegiatan
utama seperti memperdalam ilmu penyakit jantung. “Untuk acaraacara ilmiah,
kita bekerja sama dengan Bagian/SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK
Unud/RSUP Sanglah Denpasar,” kata Made.
Misalnya, melaksanakan acara tahunan Bali Cardiology Update
(BACUP) yang diikuti oleh 300an dokter umum dan spesialis dari sekitar
Bali dan Nusa Tenggara. “Biasanya kami juga mengadakan workshopworkshop,
temu ilmiah, seminar kecil dan pelatihan-pelatihan seperti ACLS dan EKG,”
katanya lagi.
Tentu saja, Perki Bali tak melupakan kegiatan religius. Bersama
PPDS I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unud/RSUP Sanglah, mereka
rutin melakukan Tirtayatra, yakni melakukan persembahyangan bersama
keliling Pura yang ada di Bali. “Acara Tirtayatra ini rutin dilakukan dua kali
dalam setahun,” kata Made.
Perki Sumbar:
Sambil olahraga, tetap ilmiah
Tampaknya olahraga santai dan kumpulkumpul anggota memang
menjadi pilihan utama. Perki Sumbar yang kini beranggotakan 25 dokter jantung
juga rutin mengadakan family gathering dan outbond yang diadakan setiap
April atau awal Mei tiap tahun. Perki Padang pertama kali didirikan tahun 1987 dengan
Ketua Prof dr Asnil Sahim SpJP, kemudian digantikan oleh dr M Syukri SpJP(K).
Saat ini Perki Sumbar diketuai oleh dr Muhammad Fadil SpJP(K) sejak 2015.
Nah, berbicara tentang olahraga, menurut Fadil, setidaknya ada
tiga cabang yang diminati para anggota. Yaitu gowes alias sepeda santai, tenis
dan futsal. Mereka yang senang gowes selalu keliling kota Padang tiap hari Minggu.
“Ada kurang lebih 710 sepeda yang keliling dikomandani dr M Syukri, SpJP dan dr
Masrul, SpJP,” tutur Fadil. “Saya sendiri mengkoordinir latihan tenis tiap
Senin dan Rabu malam sedangkan yang ingin latihan futsal biasanya setiap Sabtu
sore,” katanya lagi.
Perki Sumbar: kumpul-kumpul
santai keluarga.
Dengan bekal olahraga teratur ini, jiwa raga pun segar sehingga
Perki Sumbar dengan lancar melaksanakan kegiatan ilmiahnya. Untuk aktivitas
yang satu ini, Perki Sumbar selalu bekerja sama dengan Bagian Kardiologi dan Kedokteran
Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengadakan acara ilmiah tahunan
yang jatuh pada bulan Mei.
“Acara itu selalu akrab disebut dengan SYMCARD atau singkatan
dari Symposium Cardiology. Tahun ini akan diselenggarakan SYMCARD ke6
pada tanggal 1214 Mei 2017,” kata Fadil. Tahun lalu, tepatnya pada 22 Mei
2016, Perki Sumbar juga menyelenggarakan Simposium Hipertensi dalam rangka memperingati
Hari Hipertensi dunia.
“Ketika itu setidaknya ada 3 disiplin ilmu yang dilibatkan.
Yaitu kardiologi, neurologi
dan
nefrologi. Peserta yang ikut mencapai lebih dari 300 orang. Ratarata jumlah peserta
SYMCARD tiap tahun mencapai 400500 peserta,” kata Fadil lagi. Untuk kegiatan pengabdian
masyarakat, lanjutnya, akan diadakan pada tanggal 6 Mei 2017 di kota Sawahlunto,
bertepatan dengan hari ulang tahun Prof dr Asnil Sahim SpJP yang ke80 tahun.
Acara itu juga sekaligus menjadi ajang penghormatan pada senior perintis terbentuknya
Perki Sumbar.
Organisasi profesi ini, tak melupakan pelestarian adat istiadat
saat melaksanakan programprogramnya. “Seperti acara Kongres Perki tahun lalu
yang diselenggarakan di Padang, kami menyuguhkan tari-tarian Minangkabau. Para
pengurus juga memakai pakaian adat. Juga disuguhkan makanan khas Minang seperti
rendang, dendeng balado, gulai kapalo ikan, gulai tunjang, soto dan sate
Padang, serta tak lupa martabak kubang di saat rapat yang sampai menyentuh
tengah malam,” tutur Fadil.
Tak pelak lagi, dengan berbagai kegiatan ini, baik Perki Bali
maupun Sumbar sangat berharap dapat berdampak meningkatkan keakraban,
partisipasi dan kesadaran anggota dalam menyebarkan disiplin ilmunya dan informasi
kesehatan kardiovaskular ke masyarakat luas.
“Mereka memperoleh informasi dan edukasi tentang kesehatan
kardiovaskular yang benar, bukan hoax sehingga masyarakat awam lebih
paham dan sadar mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri dan lingkungan serta
tidak mudah mempercayai informasi menyesatkan mengenai perawatan penyakit penyakit
kardiovaskular,” kata Fadil.
Fadil juga berharap agar tiaptiap kota yang memiliki Perki
dapat memberikan edukasi pada masyarakat sekaligus mengenalkan dokter spesialis
jantung di kota tersebut. “Jadi anggota Perki tersebut lebih dikenal warga. Anggota
akan lebih gampang mengkampanyekan mengenal gejala klinis penyakit jantung
serta menyebarkan pengetahuan yang benar terkait pencegahan dan pengobatan penyakit
jantung yang benar,” katanya.
[Tim InaHeartnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar