Departemen Kardiologi FKUI menyelenggarakan milad ke-40. Acara berlangsung
meriah. Mengemban tugas sebagai “Empat Pilar Kardiovaskular Indonesia”.
Sejumlah tokoh dan pakar jantung turut hadir memeriahkan suasana. Apa saja yang
telah dicapai selama ini?
Keluarga Besar Departemen Kardiologi FKUI merayakan ulang tahun ke-40.
“LIFE begin at 40”, demikian ungkapan yang ada selama
ini. Pada umur 40 tahun, perkembangan kedewasaan dan wawasan serta prestasi
mencapai puncaknya. Begitulah yang kini terjadi pada Departemen Kardiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang berulang tahun ke-40
sejak berdiri pada 10 November 1976.
Tema ulang tahun kali ini adalah “5 Windu
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI Mengabdi untuk Bangsa”.
Acara berlangsung sangat meriah, banyak alumni yang hadir dalam suasana penuh
keakraban dan persaudaraan. Tampak hadir Dekan FKUI dan Direktur RS Jantung
Harapan Kita, serta para founding fathers dan sesepuh.
Dalam rangka HUT ke-40 ini, juga diadakan launching
dua buah buku sekaligus. Yakni buku ajar kardiovaskular serta buku “5 Windu
Kiprah Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI”. Mereka juga
menggelar panggung hiburan bagi keluarga besar Kardiologi, mulai dari musik,
paduan suara dan games yang menarik.
Tak lupa juga sebagai rangkaian ulang tahun,
lembaga ini melaksanakan bakti sosial di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan,
Bogor. Para civitas akademika mencakup mahasiswa, PPDS1, staf, dan karyawan
melakukan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan jantung dan
hipertensi, pelatihan kader dan tokoh masyarakat untuk skrining faktor risiko penyakit
jantung koroner, pelatihan Bantuan Hidup Dasar untuk awam dan tenaga medis, penyuluhan
anti rokok untuk anak SD, SMP, dan SMA (bekerja sama dengan Yayasan Jantung
Remaja), serta melakukan survey dan beberapa penelitian.
“Untuk HUT kali ini kami ingin mengenang perjuangan
para founding fathers dan para
pimpinan serta para staf departemen. Kemudian kami ingin menilai hasil yang
telah dicapai saat ini dan memahami tantangan serta target yang harus dicapai
di kemudian hari,” tutur Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
FKUI Dr dr Amiliana M Soesanto, SpJP
(K). Berikut ini penuturan Amiliana kepada tim InaHeartnews, Februari.
Dr dr Amiliana M Soesanto, SpJP (K)
Makna penting apa yang harus diambil dari HUT
Kardiologi FKUI kali ini?
Kami ingin memaknai berdirinya bagian Kardiologi
ini merupakan hasil perjuangan dari para founding fathers yang pada saat
itu telah melihat bahwa lapangan kardiologi begitu luas dan akan menjadi
semakin luas sehingga diperlukan suatu keahlian yang memiliki pendalaman dan
kekhususan agar tetap mampu mengikuti dan menguasai kemajuan-kemajuan dalam
lapangan ini.
Lahirnya bagian kardiologi FKUI pada waktu itu
tidak bisa dilepaskan dari lahirnya Yayasan Jantung Dewi Sartika yang kemudian
berkembang menjadi Yayasan Jantung Indonesia, berdirinya Pusat Jantung Nasional
Harapan Kita dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki).
Kerjasama yang sangat erat telah terbina sejak awal kelahiran Dept Kardiologi
FKUI dengan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Perki dan Yayasan Jantung
Indonesia. Sehingga empat institusi itu disebut sebagai “Empat Pilar
Kardiovaskular di Indonesia”. Empat Pilar ini diharapkan senantiasa bekerja
sama meningkatkan pelayanan kardiovaskular di Indonesia melalui tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing yaitu di bidang pendidikan, penelitian, pelayanan pasien
dan penggerak masyarakat.
Apa yang istimewa dalam HUT Dept Kardiologi kali
ini?
Yang istimewa pada HUT ini adalah kita juga membuat
acara ini menjadi temu kangen dari seluruh alumni lulusan program studi Ilmu Penyakit
Jantung dan Kedokteran Vaskular FKUI sejak angkatan pertama sampai angkatan
yang baru saja lulus. Alhamdulillah banyak para alumni yang bisa hadir, senior
dan junior saling bersilaturahmi, teman seangkatan saling bernostalgia dan
melepas rindu. Beberapa alumni bahkan datang dari luar kota.
Kami juga melaunching dua buah buku. Yaitu
buku ajar kardiovaskular yang merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk
menyebarluaskan ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah bagi para dokter di seluruh
Nusantara. Buku kedua ada lah “5 windu kiprah departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI” yang menceritakan tentang sejarah berdirinya
departemen kami, pencapaian kami selama 40 tahun mengabdi dan arah tujuan yang ingin
kami capai di kemudian hari. Kami juga melaunching CD yang berisi lagu-lagu
paduan suara yang dinyanyikan oleh para mahasiswa dan PPDS Kardiologi dan Kedokteran
Vaskular FKUI.
Prestasi apa saja yang telah dicapai selama 40
tahun ini?
Sebagai suatu organisasi modern kami menyadari bahwa
kerjasama dan kolaborasi positif dengan berbagai pihak adalah strategi yang penting
untuk menghadapi tantangan dan mencapai visi departemen yaitu ”Leader in
Cardiovascular Education, Research and Care”. Saat ini kami bekerja sama dengan
banyak institusi baik di dalam lingkungan FKUI, di luar FKUI, di dalam maupun
di luar negeri untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan
kami juga telah melakukan kerjasama dengan institusi akademik non medikal
seperti ITB dan UTM untuk melakukan riset terkait medical engineering.
Untuk kegiatan pengembangan keilmuan dan tekhnologi
kardiovaskular, Dept Kardiologi bekerjasama dengan berbagai pusat jantung di
luar negeri antara lain di Singapura, Malaysia, Jepang, Taiwan, Vietnam, Belanda,
Jerman, Australia, Amerika, Argentina. Program kerjasama itu terkait program fellowship/advance training atau PhD
program para staf kami.
Sedangkan untuk kerjasama pusat jantung dalam negeri,
departemen kami menjadi pengampu dari program studi Ilmu Penyakit Jantung dan
Kedokteran Vaskular dari beberapa
universitas negeri di Indonesia.
Apakah sejauh ini, Dept Kardiologi dapat mengejar target
kebutuhan tenaga ahli nasional?
Untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga SpJP diperlukan
percepatan penambahan jumlah lulusan SpJP dan materi kasus-kasus yang sesuai dengan
yang akan dihadapi para SpJP baru. Oleh karena itu kami membina kerjasama dengan
beberapa RS jejaring pendidikan sebagai lahan pendidikan untuk menjamin
tercapainya pengalaman dan case load bagi peserta didik. Antara lain;
RSCM, RS PKT Bontang, RSPAD Gatot Subroto, RSUD Tangerang, RS Fatmawati, RSAB
Harapan Kita, RSUD Tarakan, RSAL Mintohardjo dan RS POLRI Kramat Jati.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kami bekerjasama
dengan Yayasan Jantung Indonesia melakukan berbagai macam aktifitas misalnya penyuluhan
kesehatan, pemeriksaan jantung dan lain-lain. Kami juga melakukan pembinaan
secara insidentil di beberapa SD sekitar RS Jantung Harapan Kita, panti asuhan
yatim piatu, yang menjadi rutin selama Ramadhan.
Bagaimana pula dengan perkembangan intern SDM di Dept
Kardiologi? Apakah tenaga pakar/keilmuan yang ada saat ini sudah memenuhi
kebutuhan?
Kebijakan kita sekarang adalah regenerasi yang berkesinambungan
dan terencana, percepatan peningkatan kemampuan keilmuan dan ketrampilan para staf
baik junior/madya dan memanfaatkan ilmu
dan pengalaman para staf senior dan juga yang telah purna bakti untuk terlibat
dalam proses pendidikan.
Staf dikirim
ke pusat pendidikan/pelatihan di luar negeri untuk advance training, short
course, proctorship atau training lainnya. Para staf juga didorong untuk memperbanyak publikasi
dan berbicara di forumforum ilmiah mempresentasikan capaian-capaiannya. Selanjutnya
kami melibatkan staf rumah sakit
jejaring pendidikan untuk bersama-sama aktif dalam proses pendidikan termasuk
memberikan pelatihan clinical teaching,
membimbing karya tulis PPDS dan melakukan penelitian bersama.
Apa yang menjadi harapan dan tantangan Dept Kardiologi
kedepan?
Dept Kardiologi FKUI diharapkan dapat
mempertahankan eksistensi dan perannya sebagai yang terdepan di bidang
pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kami juga
mengharapkan bahwa departemen ini beserta RS Jantung Harapan Kita ikut berperan
aktif bersama-sama pusat jantung lain di
dunia dalam perkembangan ilmu dan teknologi kardiovaskular yang berkembang pesat
baik di tingkat regional maupun di tingkat internasional.
Lebih jauh kami berharap para staf Dept dan para lulusan
kardiologi FKUI mampu mendapat pengakuan di tingkat regional maupun
internasional baik di bidang kepakaran profesi maupun di bidang penelitian.
[Tim InaHeartnews]
Bergembira dan bersyukur
dalam HUT ke-40 Dept Kardiologi FKUI.
*****
Peluncuran Buku Ajar Kardiologi FK UI
ADA yang istimewa dalam acara
HUT ke-40 Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI), yakni launching dua buah buku
sekaligus. Yakni buku “5 Windu Kiprah Departemen Kardiologi dan Kedokteran
Vaskuler FKUI” serta buku ajar kardiovaskular.
Buku yang terakhir ini cukup
penting bagi proses perkembangan ilmu kardiologi. Menurut DR dr Yoga Yuniadi,
SpJP(K), yang menjadi ketua penyusunan buku, saat ini memang belum tersedia
buku ajar kardiovaskular dalam bahasa Indonesia yang mutakhir dan sesuai
perkembangan zaman. “Edisi terakhir buku ajar kardiovaskular yang diterbitkan
oleh Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI sudah lebih dari 10
tahun usianya,” tutur Yoga kepada InaHeartnews.
Maka tersedianya buku ajar
kardiovaskular yang up to date menjadi sebuah misi penting
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Buku bacaan itu hendaknya
harus menyediakan informasi paling mutakhir bidang kardiovaskular yang
perkembangannya demikian cepat.
“Buku ajar Kardiovaskular
ditulis dengan tujuan memberikan pengetahuan terkini dan menjadi pegangan
bidang kardiovaskular bagi para mahasiswa kedokteran, dokter umum dan dokter
spesialis terkait,” kata Yoga.
Untuk itulah, sebuah tim
penyusun dibentuk agar kandungan isi buku ajar tersebut cukup mumpuni.
“Penyusunan buku ini melibatkan seluruh staf Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI,” kata Yoga. Setiap anggota tim mendapat tugas
masing-masing. Dimulai dengan menulis bahan, kompilasi, editing, revisi, lay out, proof reading, cetak dan pemasaran.
Berbagai tantangan dan
halangan datang silih berganti. “Beberapa bagian tersulit saat penyusunan
adalah membuat gambar yang diupayakan orisinal serta kesibukan para penulis yang
luar biasa sehingga pengumpulan naskah sering tertunda,” kata Yoga.
Betapa tidak, tim penyusun
membutuhkan waktu hamper 2 tahun lamanya untuk merampungkan tugas. Walau begitu,
Alhamdulillah akhirnya selesai juga. “Saya dibantu oleh tim editor yang sangat
solid dan bekerja penuh dedikasi,” puji Yoga.
“Kiranya buku ajar ini dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk memahami ilmu kardiovaskular. Tentunya masih banyak kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan lebih lanjut. Oleh karena itu saran-saran sangat
diharapkan,” kata Yoga lebih lanjut.
[Tim InaHeartnews]