“Individu DMT2 yang kadar HbA1c-nya tinggi dihubungkan dengan peningkatan insidensi gagal jantung kongestif secara signifikan”
GAGAL jantung kongestif (CHF) merupakan penyebab terpenting dari morbiditas, mortalitas dan beban ekonomi di Eropa dan secara luas. Diabetes adalah faktor risiko CHF, individu-individu dengan diabetes memiliki beberapa kali lipat risiko dibandingkan dengan individu yang tanpa DMT2.
Mekanisme dasar untuk hubungannya dengan CHF dan diabetes dduga melibatkan injuri makro dan mikrovaskuler. Data dari beberapa studi observasional memperkirakan tingkat glikemi secara langsung dihubungkan dengan risiko CHF.
Hubungan ini memiliki implikasi klinis yang penting karena control glikemia yang baik dapat mencegah CHF pada pasien dengan diabetes.
Studi – studi klinis lainnya tidak menunjukkan bukti yang kuat mengenai hubungan antara penurunan glukosa dan insiden CHF. Walaupun meta analisis dari studi klinis penurunan glukosa tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan insidensi CHF pada pasien yang dirandomisasi dengan kontrol glikemia yang lebih atapun kurang intesif.
Penemuan ini sulit untuk diinterpretasikan karena kebanyakan studi menggunakan tiazolidinedion untuk mengurangi kadar glukosa darah, dimana obat tersebut dapat menyebabkan gagal jantung.
Tanpa adanya bukti yang konklusif dari studi klinis, studi-studi epidemiologis observasional dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengklarifikasikan hubungan antara glikemi dan risiko CHF.
Studi yang dilakukan oleh Erquo et al. ini akan memberikan gambaran mengenai hubungan glikemia yang diukur dari kadara HbA1c dengan insiden CHF pada individu dengan diabetes yang dilakukan secara review sistematis dan meta analisis dari beberapa data epidemiologis prospektif.
Studi ini mencari database elektronik dan referensi dari artikel terkait yang berhubungan dengan studi epidemiologis prospektif. Dilakukan pemilahan data dari studi-studi yang relevan menggunakan bentuk yang standar dan melakukan penambahan data ketika dibutuhkan.
Dari 1044 sitasi yang teridentifikasi, studi ini memasukkan 10 studi yang melibatkan 178929 pasien diabetes dan 14176 insiden kasus CHF. Lima studi hanya melibatkan pasien DMT2 saja, empat studi secara predominan menggunakan pasien DMT2 dan satu studi hanya dengan pasien DMT1.
Semua studi kecuali satu studi menunjukkan peningkatan risiko CHF pada peningkatan HbA1c. Rasio risiko (RR) penyesuaian untuk CHF adalah 1.15 (95% CI 1.10-1.21) untuk setiap tingkat persentasi kenaikan HbA1c.
Terdapat heterogeneitas substansial pada 10 studi (I2 83%; 95% ci 69-91%; P < 0.001) dimana tidak menjelaskan dari karakteristik tingkat studi yang tersedia seperti design studi atau tingkat rata-rata HbA1c.
Pada tujuh studi melaporkan RR dengan lebih dari satu derajat penyesuaian, hubungannya secara minimal mengalami perubahan setelah penyesuaian dari beberapa faktor risiko kardiovaskuler.
Dari informasi yang dikumpulkan dari sekitar 180000 pasien dengan diabetes dan 14000 insidensi kasus CHF, studi ini dapat menyediakan data observasional yang cukup besar untuk mengetahui hubungan HbA1c dengan CHF.
Dapat ditarik kesimpulan, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat glikemia dengan risiko CHF pada pasien diabetes.(European Journal of Heart Failure 2013; 15: 185-93)
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar