Stent berbalut everolimus dihubungkan dengan risiko rendah untuk terjadinya trombosis pada jangka yang sangat lama dibandingkan generasi awal DES.
TROMBOSIS pada stent (ST) merupakan komplikasi yang jarang tetapi memiliki risiko buruk pada implantasi stent, dimana dapat mengakibatkan kematian atau infark miokard pada 90% kasus.
ST awal (0-30 hari) dan ST lama (31-360 hari) terjadi pada frekuensi yang sama diantara pasien yang diterapi dengan stent biasa (bare metal) maupun generasi per-tama Stent Berbalut Obat (DES).
Sementara ST sangat lama (VLST) merupakan ST yang muncul lebih dari satu tahun dengan entitas yang berbeda dari penggunaan generasi pertama DES, sirolimus (SES) maupun paclitaxel (PES).
Dengan risiko tahunan terjadinya VLST pada stent tersebut berkisar 0.5% sampai 0.6% selama 5 tahun.
Generasi terbaru DES telah dikembangkan untuk meningkatkan profil keamanan dengan menggunakan biopolimer yang lebih bersahabat, mengurangi dosis obat yang terkandung didalamnya yang mampu beradaptasi dan mengurangi ketebalan plak.
Stent Berbalut Everolimus (EES) menunjukkan keamanan dan efikasi dibandingkan PES dalam beberapa RCT. Kebalikannya, EES dibandingkan dengan SES dalam follow up 1 tahun menunjukkan hasil yang sama dalam hal keamanan dan efikasinya.
Untuk mengetahui VLST yang terjadi diantara ke tiga stent tersebut dilakukanlah studi kohort oleh Magro et al. dengan follow up selama 4 tahun.
Menggunakan 12.339 pasien yang dilakukan PCI dengan pemasangan DES (3819 SES, 4308 PES, 4212 EES) diantara 1 November 2006 sampai 31 Maret 2009 pada dua senter akademik rujukan di Belanda dan Swiss.
Selama follow up empat tahun, didapatkan tingkat insiden ST lebih rendah pada EES (1.4 per 100 pasien-tahun) dibandingkan SES (2.9; HR 0.41; 95% CI 0.27-0.62; p < 0.0001) dan PES (4.4; HR 0.33; 95% CI 0.23-0.48; p < 0.0001).
Tingkat insiden per 100 pasien-tahun dari ST awal, lama, dan sangat lama berkisar 0.6, 0.1 dan 0.6 diantara kelompok EES; 1.0, 0.3 dan 1.6 pada kelompok SES serta kelompok terakhir dengan 1.3, 0.7 dan 2.4.
Terdapat risiko kematian akibat kardiak dan infark miokard yang lebih rendah pada EES dibandingkan PES (HR 0.65; 95% CI 0.56-0.75; p < 0.0001) dihubungkan secara langsung dengan risiko rendah ST terkait kejadian lain (EES dengan SES; HR 0.46; 95% CI 0.26-0.81;EES dengan PES; HR 0.36; 95% CI 0.23-0.57).
Mekanisme yang mendasari risiko rendah untuk terjadinya VLST pada EES masih berupa spekulasi, tetapi mungkin berhubungan dengan tipisnya stent tersebut yang akan mengurangi terjadinya injuri arteri, meningkatkan reendotelisasi dan mungkin mempunyai derajat yang rendah untuk terjadinya disrupsi aliran.
Mungkin juga zat terkandung di permukaan stent, fluoropolimer, mengurangi trombogenisitas dan reaksi inflamasi. Yang lain mungkin dari dosis obat dan pelepasan kinetic juga berperan. (Circulation 2012; 125: 1110-21)
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar