“NT-proBNP dan pemeriksaan fisik membantu penegakan diagnosis dan memperbaiki penilaian klinis pada pasien baru dengan gejala suspek gagal jantung”
Penegakan diagnosis awal pasien gagal jantung non akut merupakan hal yang penting karena pemberian terapi yang berbasis bukti dapat mencegah atau memperlambat progresivitas gagal jantungnya.
Oleh karena itu dilakukanlah studi oleh Kedler dkk, yang bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang BNP untuk meningkatkan efisien dan keakuratan dalam mendiagnosis gagal jantung baru pada pasien pelayanan primer tanpa gejala akut.
Menggunakan 721 pasien dengan gejala dan tanda suspek gagal jantung (sesak, cepat lelah, retensi cairan) yang dirujuk ke delapan klinik yang dikelola dokter umum, dimana klinik ini berada dalam lingkup 7 RS di Belanda.
Studi ini merupakan studi keakuratan diagnosis secara cross sectional dengan validasi eksternal. Kemudian subjek penelitian tersebut dilakukan work up diagnosis terstandar dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik (palpasi apex, auskultasi jantung, pulmo dan abdomen, edema, JVP), EKG, CXR (CTR dan gambaran edem pulmo), spirometri, lab standar (Hb, elektrolit, CRP, fungsi hati dan ginjal, NT-proBNP) dan ekokardiografi.
Didapatkan kombinasi 3 jenis riwayat penyakit (usia, PJK dan penggunaan diuretik loop) ditambah 6 jenis pemeriksaan fisik (irama dan laju nadi, displaced apex beat, ronki, murmur dan peningkatan JVP) menunjukkan nilai diagnostik independen (c-statistic 0,83).
NT-proBNP merupakan penunjang tes diagnostik yang sangat kuat, meningkatkan c-statistic sampai 0,86 dan menunjukkan perbaikan sebesar 69% (p < 0,0001).
Dari studi ini dapat ditarik kesimpulan dalam praktik sehari-hari, suatu rumusan diagnostic tersebut diatas dapat memperhitungkan kemungkinan gagal jantung pada pasien baru dengan kecurigaan gagal jantung non akut. (Circulation 2011; 124: 2865-73)
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar