KARDIOLOGI kuantum seyogyanya berperanan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan cara-cara yang sesederhana mungkin, walaupun jangan terkesan terlalu sederhana. Ada tiga faktor risiko utama yang perlu diperhatikan untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan stroke yang wajib diketahui masyarakat yaitu Dislipidemi, Hipertensi, dan Diabetes. Penyakit tersebut sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Sebenarnya setiap masyarakat harus memperhatikan kearifan lokal dan seyogyanya menjadi solusi global, setidaknya penyakit yang mengglobal (pandemi) tersebut dapat di dekati dengan pengetahuan apa saja yang sudah ada di masyarakat itu sendiri sedikitnya menahan musibah internasional tersebut.
Apakah hanya ketiga jenis penyakit tersebut yang harus diperhatikan? Tentu saja tidak. Ada jenis perilaku/kebiasaan yang dapat memicu atherosklerosis yang harus disampaikan kepada masyarakat satu paket dengan ketiga jenis penyakit unggulan faktor risiko tersebut misalnya kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik/malas berolahraga yang mengakibatkan kegemukan, obesitas ujung-ujungnya kearah diabetes/kencing manis. Nah, kencing manis ini sering ditemani dengan tingginya trigliserida (dislipidemi) dan penyakit tekanan darah tinggi. Penyakit darah tinggi dan diabetes mendekatkan pada penyakit gagal ginjal. Keseringan makan/over-eating patut disampaikan kepada masyarakat luas agar menyadari kehadiran penyakit perilaku ini sebagai dasar dari tiga penyakit unggulan tersebut di atas.
Perubahan perilaku terhadap kesehatan yang positif, setidaknya netral berubah menjadi perilaku negatif ini berasal dari mana? Kalau begitu apakah perilaku/gaya hidup itu? Perilaku atau gaya hidup sudah lama dipelajari oleh Pavlov pada sistem pencernaan binatang menyusui (anjing) ia membuka wawasan baru tentang aspek psikologi pembelajaran dan respon. Ilmuwan Rusia tersebut lahir di Ryazan, awalnya mengikuti karier ayahnya di bidang agama sebagai pendeta di desanya, akhirnya meneruskan panggilan hatinya di Universitas Petersburg. Ia tertarik mempelajari refleks menetesnya air liur anjing di laboratoriumnya setiap kali melihat jas laboratorium yang dipakai sang pemberi makan, walaupun tidak ada makanan. Seri penelitian berikutnya terjadi hal yang sama bila sang anjing dibiasakan merespons suara bel menjelang pemberian makanan. Pavlov mendiskripsikan cara melatih hewan (dan manusia) dengan rangsangan tertentu menghasilkan suatu respons yang tertentu juga. Suatu era baru penelitian perilaku dengan metode yang objektif. Salah satu metodenya disebut desensitisasi sistematik. Penelitiannya tentang fisiologi kedokteran tersebut mendapat hadiah Nobel pada tahun 1904.
Perilaku adalah kebiasaan kita melakukan sesuatu ketika mendapatkan respon tertentu. Berdasarkan riset tersebut sebenarnya kita dapat mengubah perilaku ke arah sebaliknya dengan cara tertentu pula. Salah satu cara tertentu ini adalah kebiasaan dari angan-angan (kapasitas intelektual) kita membentuk bayangan-bayangan tertentu. Sekiranya kita selalu membayangkan untuk kepentingan yang baik misalnya tentang kesehatan jantung, niscaya perilaku kita menjadi positif. Apakah hasilnya akan demikian? Tergantung kuatnya kepribadian kita dalam bertahan dalam perilaku positif, sebut saja dalam perilaku diet sehat jantung. Setiap hari kita melihat televisi yang menyiarkan iklan-iklan yang dibuat sedemikian menariknya sampai memberikan daya dorong jiwa kita untuk mencoba dengan membeli produk itu. Katakan saja itu tentang rokok yang “sehat”, ayam goreng gurih yang berkolesterol tinggi, serta minuman yang beraroma alkohol, manis, segar dan dingin. Setelah kita mencoba sekali dua kali dan seterusnya, jadilah itu perilaku diet yang tidak sehat. Kalau perilaku itu sudah keterlaluan mengganggu kesehatan jantung, barulah ada gerakan dari masyarakat secara mandiri atau berkelompok untuk melawannya. Pada rokok iklannya sudah dilarang, atau karena kuatnya lobbi pabrik rokok dengan pemerintah, terjadi kompromi misalnya harus mencantumkan kata-kata tertentu yang isinya bahwa rokok itu mengganggu kesehatan. Dapat juga berupa penampilan nama produk rokok tetapi tanpa gambar rokoknya, latar belakang gambar itu menampilkan sekelompok penunggang kuda yang gagah perkasa, tentu saja dengan mencantumkan bahwa rokok itu mengganggu kesehatan. Hal yang sama berlaku juga untuk produk-produk makanan dan minuman.
Bagaimana dengan mengubah gaya hidup/perilaku yang tidak sehat dengan upaya konseling perilaku? Beberapa waktu yang lalu U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) membuat rekomendasi (Ann Intern Med. 2012;157:367-372) tentang intervensi konseling perilaku untuk diet sehat dan aktivitas yang berguna untuk prevensi kardiovaskular pada orang dewasa. Sebenarnya rekomendasi ini untuk memperbarui pernyataan mereka sebelumnya di tahun 2002 dan 2003 pada orang dewasa tetapi tanpa penyakit kardiovaskular (PKV) atau tanpa faktor risiko. Tentu saja berdasarkan hasil penelitian mereka tentang penting-nya intervensi konseling yang bermakna pada pelayanan primer atau laporan pribadi pasien setelah melakukan diet kesehatan. Telaah tentang perubahan fisiologi menurunnya kadar lemak, tekanan darah, indeks masa tubuh, dan meningkatnya toleransi gula darah. Mereka juga mempelajari morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pada populasi dewasa tanpa diketahui adanya PKV, hipertensi, hiperlipidemi, atau diabetes.
Yang menarik adalah pernyataannya berdasarkan hasil riset bahwa konseling intervensi yang memungkinkan dalam pelayanan primer menghasilkan perubahan perilaku yang katakan saja kecil atau mengecewakan. Sebagai gantinya USPSTF lebih menganjurkan intervensi kesehatan masyarakat yang luas yang menganjurkan diet dan aktifitas fisik akan lebih meningkatkan semangat serta mengubah gaya hidup sehat jantung dan pembuluh darah. Konseling perilaku akan lebih berhasil jika ditujukan kepada pasien dewasa yang sudah diketahui hiperlipidemia dan faktor risiko lainnya dan ada hubungannya antara diet dengan penyakit kronik lainnya. Mereka menganjurkan skrining hipertensi untuk yang berumur > 18 tahun, pada orang dewasa tertentu dianjurkan skrining gangguan lemak dan penggunaan aspirin sebagai upaya preventif PKV. Organisasi USPTF juga menganjurkan skrining obesitas untuk diberikan atau merujuk konseling intensif dan intervensi perilaku agar terjadi pengurangan berat badan yang berkelanjutan bagi penderita obese dewasa.
The American Heart Association telah merekomendasikan untuk para dokter yang ingin melakukan intervensi konseling untuk meningkatkan diet yang sehat dan aktivitas fisik agar menggunakan kombinasi 2 atau lebih dari strategi ini: 1. menentukan tujuan spesifik, 2. pencapaian jangka pendek; 3. memberi umpan balik pada kemajuan; 4. menyampaikan strategi monitoring pribadi; 5. membuat rencana kontrol kembali; 6. gunakan tanya jawab yang memotivasi, dan 7. membangun manfaat bagi dirinya. (Circulation. 2010; 122: 406-41)
Untuk rekomendasi yang terakhir ini Kardiologi Kuantum masih ingin mengingatkan kembali pentingnya kita mengetahui sentra-sentra kekuatan mental-spiritual seperti perasaan dan semangat, sebagai kuda kuning dan kuda merah (desire and passion) yang dapat digugah oleh sang aku sebagai sentra intelektual (theDriver) yang senantiasa fokus pada kesehatan khususnya jantung dan pembuluh darah. Ia harus selalu menerima atau mencari informasi yang terkait dan memiliki daya tangkal bagi masukan-masukan kesehatan yang negatif. Nafsu yang egosentrik (luamah, kuda hitam) di arahkan dengan cara dikendalikan dengan puasa, tapabrata dan upaya lainnya agar polaritasnya menjadi netral niscaya mampu menahan penderitaan dan menjadi dasar kekuatan fisik manusia. Mutmainah (kuda putih) sebagai drive yang bersifat sosial, suprasosial, dan spiritual agar dapat mengajak semuanya untuk mendekat kepada-Nya agar diberi kekuatan yang dahsyat agar mampu memiliki gaya hidup sehat jantung dan pembuluh darah. Semoga Sang Pencipta Alam Semesta memberikan kekuatan-Nya kepada kita semua. Amin. Salam Kuantum.
Apakah hanya ketiga jenis penyakit tersebut yang harus diperhatikan? Tentu saja tidak. Ada jenis perilaku/kebiasaan yang dapat memicu atherosklerosis yang harus disampaikan kepada masyarakat satu paket dengan ketiga jenis penyakit unggulan faktor risiko tersebut misalnya kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik/malas berolahraga yang mengakibatkan kegemukan, obesitas ujung-ujungnya kearah diabetes/kencing manis. Nah, kencing manis ini sering ditemani dengan tingginya trigliserida (dislipidemi) dan penyakit tekanan darah tinggi. Penyakit darah tinggi dan diabetes mendekatkan pada penyakit gagal ginjal. Keseringan makan/over-eating patut disampaikan kepada masyarakat luas agar menyadari kehadiran penyakit perilaku ini sebagai dasar dari tiga penyakit unggulan tersebut di atas.
Perubahan perilaku terhadap kesehatan yang positif, setidaknya netral berubah menjadi perilaku negatif ini berasal dari mana? Kalau begitu apakah perilaku/gaya hidup itu? Perilaku atau gaya hidup sudah lama dipelajari oleh Pavlov pada sistem pencernaan binatang menyusui (anjing) ia membuka wawasan baru tentang aspek psikologi pembelajaran dan respon. Ilmuwan Rusia tersebut lahir di Ryazan, awalnya mengikuti karier ayahnya di bidang agama sebagai pendeta di desanya, akhirnya meneruskan panggilan hatinya di Universitas Petersburg. Ia tertarik mempelajari refleks menetesnya air liur anjing di laboratoriumnya setiap kali melihat jas laboratorium yang dipakai sang pemberi makan, walaupun tidak ada makanan. Seri penelitian berikutnya terjadi hal yang sama bila sang anjing dibiasakan merespons suara bel menjelang pemberian makanan. Pavlov mendiskripsikan cara melatih hewan (dan manusia) dengan rangsangan tertentu menghasilkan suatu respons yang tertentu juga. Suatu era baru penelitian perilaku dengan metode yang objektif. Salah satu metodenya disebut desensitisasi sistematik. Penelitiannya tentang fisiologi kedokteran tersebut mendapat hadiah Nobel pada tahun 1904.
Perilaku adalah kebiasaan kita melakukan sesuatu ketika mendapatkan respon tertentu. Berdasarkan riset tersebut sebenarnya kita dapat mengubah perilaku ke arah sebaliknya dengan cara tertentu pula. Salah satu cara tertentu ini adalah kebiasaan dari angan-angan (kapasitas intelektual) kita membentuk bayangan-bayangan tertentu. Sekiranya kita selalu membayangkan untuk kepentingan yang baik misalnya tentang kesehatan jantung, niscaya perilaku kita menjadi positif. Apakah hasilnya akan demikian? Tergantung kuatnya kepribadian kita dalam bertahan dalam perilaku positif, sebut saja dalam perilaku diet sehat jantung. Setiap hari kita melihat televisi yang menyiarkan iklan-iklan yang dibuat sedemikian menariknya sampai memberikan daya dorong jiwa kita untuk mencoba dengan membeli produk itu. Katakan saja itu tentang rokok yang “sehat”, ayam goreng gurih yang berkolesterol tinggi, serta minuman yang beraroma alkohol, manis, segar dan dingin. Setelah kita mencoba sekali dua kali dan seterusnya, jadilah itu perilaku diet yang tidak sehat. Kalau perilaku itu sudah keterlaluan mengganggu kesehatan jantung, barulah ada gerakan dari masyarakat secara mandiri atau berkelompok untuk melawannya. Pada rokok iklannya sudah dilarang, atau karena kuatnya lobbi pabrik rokok dengan pemerintah, terjadi kompromi misalnya harus mencantumkan kata-kata tertentu yang isinya bahwa rokok itu mengganggu kesehatan. Dapat juga berupa penampilan nama produk rokok tetapi tanpa gambar rokoknya, latar belakang gambar itu menampilkan sekelompok penunggang kuda yang gagah perkasa, tentu saja dengan mencantumkan bahwa rokok itu mengganggu kesehatan. Hal yang sama berlaku juga untuk produk-produk makanan dan minuman.
Bagaimana dengan mengubah gaya hidup/perilaku yang tidak sehat dengan upaya konseling perilaku? Beberapa waktu yang lalu U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) membuat rekomendasi (Ann Intern Med. 2012;157:367-372) tentang intervensi konseling perilaku untuk diet sehat dan aktivitas yang berguna untuk prevensi kardiovaskular pada orang dewasa. Sebenarnya rekomendasi ini untuk memperbarui pernyataan mereka sebelumnya di tahun 2002 dan 2003 pada orang dewasa tetapi tanpa penyakit kardiovaskular (PKV) atau tanpa faktor risiko. Tentu saja berdasarkan hasil penelitian mereka tentang penting-nya intervensi konseling yang bermakna pada pelayanan primer atau laporan pribadi pasien setelah melakukan diet kesehatan. Telaah tentang perubahan fisiologi menurunnya kadar lemak, tekanan darah, indeks masa tubuh, dan meningkatnya toleransi gula darah. Mereka juga mempelajari morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pada populasi dewasa tanpa diketahui adanya PKV, hipertensi, hiperlipidemi, atau diabetes.
Yang menarik adalah pernyataannya berdasarkan hasil riset bahwa konseling intervensi yang memungkinkan dalam pelayanan primer menghasilkan perubahan perilaku yang katakan saja kecil atau mengecewakan. Sebagai gantinya USPSTF lebih menganjurkan intervensi kesehatan masyarakat yang luas yang menganjurkan diet dan aktifitas fisik akan lebih meningkatkan semangat serta mengubah gaya hidup sehat jantung dan pembuluh darah. Konseling perilaku akan lebih berhasil jika ditujukan kepada pasien dewasa yang sudah diketahui hiperlipidemia dan faktor risiko lainnya dan ada hubungannya antara diet dengan penyakit kronik lainnya. Mereka menganjurkan skrining hipertensi untuk yang berumur > 18 tahun, pada orang dewasa tertentu dianjurkan skrining gangguan lemak dan penggunaan aspirin sebagai upaya preventif PKV. Organisasi USPTF juga menganjurkan skrining obesitas untuk diberikan atau merujuk konseling intensif dan intervensi perilaku agar terjadi pengurangan berat badan yang berkelanjutan bagi penderita obese dewasa.
The American Heart Association telah merekomendasikan untuk para dokter yang ingin melakukan intervensi konseling untuk meningkatkan diet yang sehat dan aktivitas fisik agar menggunakan kombinasi 2 atau lebih dari strategi ini: 1. menentukan tujuan spesifik, 2. pencapaian jangka pendek; 3. memberi umpan balik pada kemajuan; 4. menyampaikan strategi monitoring pribadi; 5. membuat rencana kontrol kembali; 6. gunakan tanya jawab yang memotivasi, dan 7. membangun manfaat bagi dirinya. (Circulation. 2010; 122: 406-41)
Untuk rekomendasi yang terakhir ini Kardiologi Kuantum masih ingin mengingatkan kembali pentingnya kita mengetahui sentra-sentra kekuatan mental-spiritual seperti perasaan dan semangat, sebagai kuda kuning dan kuda merah (desire and passion) yang dapat digugah oleh sang aku sebagai sentra intelektual (theDriver) yang senantiasa fokus pada kesehatan khususnya jantung dan pembuluh darah. Ia harus selalu menerima atau mencari informasi yang terkait dan memiliki daya tangkal bagi masukan-masukan kesehatan yang negatif. Nafsu yang egosentrik (luamah, kuda hitam) di arahkan dengan cara dikendalikan dengan puasa, tapabrata dan upaya lainnya agar polaritasnya menjadi netral niscaya mampu menahan penderitaan dan menjadi dasar kekuatan fisik manusia. Mutmainah (kuda putih) sebagai drive yang bersifat sosial, suprasosial, dan spiritual agar dapat mengajak semuanya untuk mendekat kepada-Nya agar diberi kekuatan yang dahsyat agar mampu memiliki gaya hidup sehat jantung dan pembuluh darah. Semoga Sang Pencipta Alam Semesta memberikan kekuatan-Nya kepada kita semua. Amin. Salam Kuantum.
Budhi S. Purwo
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.
Diagram Transenden: Kereta “Perkasa” Mikrokosmos
Kereta kuantum (perkasa) mikrokosmos ini adalah imajinasi dari kereta dengan empat ekor kuda berdasarkan Candra Jiwa Soenarto (Indonesia). Disain kereta ini adalah untuk 1) tugas ke luar (ekstraversi) ke dunia luar, berkiprah membahagiakan masyarakat, dan memelihara alam semesta (D1, Dimensi-1, makrokosmos). Angan-angan (mind dengan aku, ego sebagai perwakilannya) manusia yang fungsi vitalitasnya nyaris tak terbatas itu bertugas sebagai sang Kusir (TheDriver) yang mengendalikan kekuatan 4-nafsu. Arah perjalanan ditentukan oleh potensi egosentrifugal (mutmainah, kuda putih). Ke-inginan (kuning) mampu menarik kemauan (merah) dan egosentripetal (hitam) yang pro kenikmatan agar menjadi egonetral yang memiliki ketahanan mental dan kesanggupan untuk menderita dalam perjalanan hidup. Suasana (perasaan) positif dan negatif sang Kusir dalam mengendalikan kuda sesuai dengan adaptasinya terhadap panduan ideal ekstraversi (ikhlas, sabar, syukur, jujur, dan budi luhur) dan introversi dari Pusat Imateri. 2) Tugas ke dalam (introversi) ke Pusat Imateri adalah proses kembalinya hidup-pribadi manusia ke asal mulanya (sadar kolektif) yang meng-hidup-i, dan sumber hidup-nya.
Kereta kuantum (perkasa) mikrokosmos ini adalah imajinasi dari kereta dengan empat ekor kuda berdasarkan Candra Jiwa Soenarto (Indonesia). Disain kereta ini adalah untuk 1) tugas ke luar (ekstraversi) ke dunia luar, berkiprah membahagiakan masyarakat, dan memelihara alam semesta (D1, Dimensi-1, makrokosmos). Angan-angan (mind dengan aku, ego sebagai perwakilannya) manusia yang fungsi vitalitasnya nyaris tak terbatas itu bertugas sebagai sang Kusir (TheDriver) yang mengendalikan kekuatan 4-nafsu. Arah perjalanan ditentukan oleh potensi egosentrifugal (mutmainah, kuda putih). Ke-inginan (kuning) mampu menarik kemauan (merah) dan egosentripetal (hitam) yang pro kenikmatan agar menjadi egonetral yang memiliki ketahanan mental dan kesanggupan untuk menderita dalam perjalanan hidup. Suasana (perasaan) positif dan negatif sang Kusir dalam mengendalikan kuda sesuai dengan adaptasinya terhadap panduan ideal ekstraversi (ikhlas, sabar, syukur, jujur, dan budi luhur) dan introversi dari Pusat Imateri. 2) Tugas ke dalam (introversi) ke Pusat Imateri adalah proses kembalinya hidup-pribadi manusia ke asal mulanya (sadar kolektif) yang meng-hidup-i, dan sumber hidup-nya.
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar