PADA pasien-pasien dengan hipertensi resisten, denervasi renal berbasis-kateter menyebabkan reduksi signifikan tekanan darah yang terus-menerus tanpa kejadian buruk. Laporan ini disampaikan oleh Henry Krum PhD dkk pada The Lancet edisi 11 April 2009.
Hiperaktivitas simpatis renal berhubungan dengan hipertensi serta progresifitasnya, penyakit ginjal kronik, dan gagal jantung.Para peneliti tersebut melakukan uji prinsip-pembuktian dengan terapi denervasi simpatik renal pada pasien-pasien dengan hipertensi resisten (yakni tekanan darah sistolik >160 mm Hg yang sudah dengan pengobatan 3 atau lebih anti-hipertensi, termasuk diuretik) untuk menilai keamanan dan efektifitas penurunan tekanan darah.
Penelitian tersebut melibatkan 50 pasien di pusat-pusat Australia dan Eropa; 5 pasien dieksklusi karena alasan anatomi (terutama didasarkan pada sistem arteri renalis bilateral). Pasien-pasien menjalani pengobatan radiofrekuensi perkutan berbasis-kateter antara Juni 2007 dan November 2008, dengan dilanjutkan dengan follow-up 1 tahun. Tim peneliti menilai efektifitas denervasi simpatik renal dengan renal noradrenaline spillover pada subkelompok pasien.
Primary endpoints pada penelitian ini adalah data tekanan darah di klinik dan keamanan sebelum prosedur dan pada 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan sesudah prosedur. Angiografi renal dikerjakan sebelum prosedur, segera sesudah prosedur dan pada 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan sesudah prosedur, dan magnetic resonance angiogram 6 bulan sesudah prosedur. Para peneliti menilai efektifitas penurunan tekanan darah dengan metode ANOVA.
Pada pasien-pasien dengan perlakuan, rerata tekanan-darah klinik adalah 177/101 mmHg (SD 20/15), (rerata obat-obat anti hipertensi 4,7); perkiraan laju filtrasi glomerulus 81 ml/menit/1,73m2 (SD 23); dan rerata penurunan renal noradrenaline spillover adalah 47% (95% CI 28-65%). Tekanan darah sesudah prosedur berturut-turut menurun sebesar “14/”10, “21/”10, “22/”11, “24/”11, dan “27/”17 mm Hg pada 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan.
Pada 5 pasien yang non-perlakuan, rerata peningkatan tekanan darah klinik berturut-turut +3/”2, +2/+3, +14/+9, dan +26/+17 mm Hg pada 1, 3, 6, dan 9 bulan. Terjadi satu diseksi arteri renalis intraprosedural sebelum pemberian energi radiofrekuensi tanpa diikuti kecacadan. Tidak ditemukan penyulit renovaskular lainnya.
Denervasi renal berbasis-kateter menyebabkan penurunan tekanan-darah yang kuat dan terus-menerus tanpa efek buruk pada pasien-pasien dengan hipertensi resisten. Diperlukan uji klinik acak prospektif untuk meneliti manfaat prosedur tersebut dalam tatalaksana hipertensi resisten.
(Lancet 2009; 373: 1275-1281)
Cholid T Tjahjono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar