Coronary Computed Tomography Angiography (CCTA) muncul sebagai pendekatan
diagnostik alternatif terhadap angiografi koroner invasif pada CAD. Uji Coronary Artery Calcium Score (CACS)
dilakukan secara ekstensif pada subjek asimptomatik sebagai petanda untuk
penyakit arteri koroner subklinik. Pengkajian dari CACS telah menunjukkan
kemampuan prediktif yang mampu melengkapi dan independen untuk kejadian jantung
(cardiac event) lanjutan yang bukan
hanya suatu uji fungsional pada pasien simptomatik dengan dan tanpa diketahui
penyakit arteri koroner. Tujuan objektif dari studi Kongkiat Chaikriangkrai dkk
ini adalah untuk menguji kemampuan prognostik tambahan dari
CACS yang lebih dari CCTA itu sendiri pada pasien simptomatik tanpa diketahui penyakit
jantung koroner yang menjalani pemeriksaan CCTA. Pasien-pasien simptomatik
tanpa diketahui PJK, baik dengan pemeriksaan CACS dan CCTA secara independen
berhubungan dengan peningkatan kejadian jantung dan evaluasi dengan CACS
sebagai tambahan penilaian dari CCTA secara keseluruhan akan meningkatkan
kemampuan prediksi untuk kejadian jantung kedepannya dibandingkan dengan
penilaian CCTA sendiri.
Temuan utama pada studi ini adalah bahwa pertama,CACS memiliki nilai independen dan menambah nilai prognostik
lebih dari hanya penilaian CCTA stenosis pada pasien simtomatik tanpa diketahui
CAD sebelumnya. CACS secara independen berkaitan dengan angka kejadian jantung
bahkan setelah penyesuaian terhadap faktor risiko klinikal dan stenosis koroner
dari CCTA. Kedua, studi ini menunjukkan bahwa CACS memberikan tambahan nilai
prognostik yang lebih dari CCTA stenosis dan faktor risiko klinik. Temuan pada
studi ini memberikan bukti bahwa risiko serangan jantung masa depan berhubungan
dengan derajat stenosis luminal dan kalsifikasi koroner yg dideteksi dengan
CACS.
CACS secara relatif merupakan tes kuantitatif yg hasilnya dapat di reproduksi yang mana analisis CCTA pada praktek klinik sehari2 nampaknya dianggap terbaik untuk tes semi-kuantitatif. CACS lebih mudah dan lebih divalidasi dibandingkan analisis plak burden atau tipe plak dengan CCTA. Dari perspektif klinis nilai prognostik dari CACS memiliki implikasi yang potensial terhadap strategi manajemen yaitu 1. Agresifitas therapi medis pada sejumlah kecil pasien dengan normal CCTA tetapi positif CACS, 2. Pertimbangkan angiografi invasif pada pasien dengan 50% stenosis tetapi CACS-nya tinggi (>400) untuk menyingkirkan pengecilan arti stenosis CCTA, dan 3. Pertimbangan angiografi invasif pada pasien dengan kemungkinan revaskularisasi pada pasien dengan stenosis >50% stenosis dan peningkatan nilai CACS (>400)
Kesimpulan, Pasien-pasien simptomatik tanpa diketahui PJK, baik CACS dan CCTA secara independen berhubungan dengan peningkatan kejadian jantung dan evaluasi dengan CACS sebagai tambahan penilaian dari CCTA meningkatkan kemampuan prediksi untuk kejadian jantung kedepannya dibandingkan dengan penilaian CCTA sendiri. (Journal of the American College of Cardiology 2015 in press)
Temuan utama pada studi ini adalah bahwa pertama,
CACS secara relatif merupakan tes kuantitatif yg hasilnya dapat di reproduksi yang mana analisis CCTA pada praktek klinik sehari2 nampaknya dianggap terbaik untuk tes semi-kuantitatif. CACS lebih mudah dan lebih divalidasi dibandingkan analisis plak burden atau tipe plak dengan CCTA. Dari perspektif klinis nilai prognostik dari CACS memiliki implikasi yang potensial terhadap strategi manajemen yaitu 1. Agresifitas therapi medis pada sejumlah kecil pasien dengan normal CCTA tetapi positif CACS, 2. Pertimbangkan angiografi invasif pada pasien dengan 50% stenosis tetapi CACS-nya tinggi (>400) untuk menyingkirkan pengecilan arti stenosis CCTA, dan 3. Pertimbangan angiografi invasif pada pasien dengan kemungkinan revaskularisasi pada pasien dengan stenosis >50% stenosis dan peningkatan nilai CACS (>400)
Kesimpulan, Pasien-pasien simptomatik tanpa diketahui PJK, baik CACS dan CCTA secara independen berhubungan dengan peningkatan kejadian jantung dan evaluasi dengan CACS sebagai tambahan penilaian dari CCTA meningkatkan kemampuan prediksi untuk kejadian jantung kedepannya dibandingkan dengan penilaian CCTA sendiri. (Journal of the American College of Cardiology 2015 in press)
Hari
Indratno dan Budhi S. Purwowiyoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar