PERTEMUAN ilmiah kedua dari Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS) yang dinanti-nantikan akhirnya kembali diselenggarakan pada 6 - 7 Desember 2014, bertempat di Ritz Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta. Sesuai dengan tema “Everything You Want to Know about Cardiac Arrhythmias and Device Therapy”, acara yang diketuai oleh Dr. Dicky A. Hanafy, SpJP(K) ini menyajikan program-program ilmiah yang berkualitas dalam bidang gangguan irama jantung (cardiac arrhythmias) serta tatalaksana terbarunya.
The 2nd InaHRS berlangsung meriah selama dua hari, acara yang diselenggarakan terdiri dari workshop, simposium serta tidak ketinggalan presentasi poster. Pada hari pertama acara dimulai dengan lima topik workshop yang berlangsung paralel di dua tempat. Empat workshop diadakan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan dengan topik antara lain “Atrial Fibrillation”, “Holter and Cardiac Monitoring”, “Fast Conclusion in Emergency Arrhythmias” serta “Electrophysiology Study and AVNRT Ablation”. Sedangkan satu topik lainnya, “Permanent Pace Maker (PPM)”, diadakan di RSPAD Gatot Subroto dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Setiap ruangan workshop dipadati oleh sekitar 20-30 peserta yang sangat antusias dalam bidang keilmuan yang diminatinya tersebut.
Acara inti berupa simposium dilanjutkan pada hari pertama setelah acara makan siang. Pembicara dan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia serta belahan bumi lainnya antara dari Australia, Korea dan Singapura turut hadir dan meramaikan acara ilmiah tersebut. Topik yang disajikan sangat menarik serta menyeluruh, satu persatu masalah gangguan irama jantung turut menjadi bahan diskusi, mulai dari pendekatan tatalaksana klinis dari bradikadia, atrial fibrilasi, metode kontrol heart rate pada gagal jantung, ventricular premature beats hingga pembahasan mengenai Sudden Cardiac Death dan Syncope.
Topik simposium lainnya yang tidak kalah menarik adalah debat tentang tatalaksana dari Idiopathic Ventricular Premature Beat, apakah obat-obatan antiaritmia ataukah radiofrequency ablation yang lebih superior. Berbagai topik tentang device therapy terkini seperti Left Atrial Appendage (LAA) Occluder sebagai pencegahan stroke pada Atrial Fibrilasi dan Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) dengan Quadripolar Technology dan Multi-Point Pacing juga tidak ketinggalan untuk menjadi perbincangan hangat dalam acara ilmiah ini.
Sebuah sesi interaktif dan menarik “Unknown ECG dan Intracardiac Tracing” menjadi pertanda dari berakhirnya The 2nd InaHRS. Sesi ini berhasil menjadi penutup yang sangat berkesan dalam acara kali ini. Semua peserta mendapat materi handout berupa gambaran elektrokardiogram (EKG) unik yang dipresentasikan oleh para pembicara dan panelist. Debat serta berbagai perbedaan pendapat terus menghujani satu persatu kasus yang dibawakan, sungguh merupakan forum yang sangat hidup dan bermanfaat.
Penyelenggaraan The 2nd InaHRS ditutup dengan pengumuman pemenang poster serta acara door prize. Kesuksesan dalam acara kali ini tak lepas dari kerja keras panitia serta dukungan dari perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI) serta para sejawat kardiologi di seluruh pelosok Indonesia dan mitra sponsor yang dengan semangat dan tidak henti-hentinya berjuang untuk memajukan penatalaksaan penyakit dalam bidang kardiovaskular di Indonesia untuk kedepannya, khususnya dalam bidang aritmia jantung.
The 2nd InaHRS berlangsung meriah selama dua hari, acara yang diselenggarakan terdiri dari workshop, simposium serta tidak ketinggalan presentasi poster. Pada hari pertama acara dimulai dengan lima topik workshop yang berlangsung paralel di dua tempat. Empat workshop diadakan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan dengan topik antara lain “Atrial Fibrillation”, “Holter and Cardiac Monitoring”, “Fast Conclusion in Emergency Arrhythmias” serta “Electrophysiology Study and AVNRT Ablation”. Sedangkan satu topik lainnya, “Permanent Pace Maker (PPM)”, diadakan di RSPAD Gatot Subroto dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Setiap ruangan workshop dipadati oleh sekitar 20-30 peserta yang sangat antusias dalam bidang keilmuan yang diminatinya tersebut.
Acara inti berupa simposium dilanjutkan pada hari pertama setelah acara makan siang. Pembicara dan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia serta belahan bumi lainnya antara dari Australia, Korea dan Singapura turut hadir dan meramaikan acara ilmiah tersebut. Topik yang disajikan sangat menarik serta menyeluruh, satu persatu masalah gangguan irama jantung turut menjadi bahan diskusi, mulai dari pendekatan tatalaksana klinis dari bradikadia, atrial fibrilasi, metode kontrol heart rate pada gagal jantung, ventricular premature beats hingga pembahasan mengenai Sudden Cardiac Death dan Syncope.
Topik simposium lainnya yang tidak kalah menarik adalah debat tentang tatalaksana dari Idiopathic Ventricular Premature Beat, apakah obat-obatan antiaritmia ataukah radiofrequency ablation yang lebih superior. Berbagai topik tentang device therapy terkini seperti Left Atrial Appendage (LAA) Occluder sebagai pencegahan stroke pada Atrial Fibrilasi dan Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) dengan Quadripolar Technology dan Multi-Point Pacing juga tidak ketinggalan untuk menjadi perbincangan hangat dalam acara ilmiah ini.
Sebuah sesi interaktif dan menarik “Unknown ECG dan Intracardiac Tracing” menjadi pertanda dari berakhirnya The 2nd InaHRS. Sesi ini berhasil menjadi penutup yang sangat berkesan dalam acara kali ini. Semua peserta mendapat materi handout berupa gambaran elektrokardiogram (EKG) unik yang dipresentasikan oleh para pembicara dan panelist. Debat serta berbagai perbedaan pendapat terus menghujani satu persatu kasus yang dibawakan, sungguh merupakan forum yang sangat hidup dan bermanfaat.
Penyelenggaraan The 2nd InaHRS ditutup dengan pengumuman pemenang poster serta acara door prize. Kesuksesan dalam acara kali ini tak lepas dari kerja keras panitia serta dukungan dari perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI) serta para sejawat kardiologi di seluruh pelosok Indonesia dan mitra sponsor yang dengan semangat dan tidak henti-hentinya berjuang untuk memajukan penatalaksaan penyakit dalam bidang kardiovaskular di Indonesia untuk kedepannya, khususnya dalam bidang aritmia jantung.
Stephanie Salim