Nadi sitirahat secara langsung menentukan kebutuhan oksigen miokard, aliran darah koroner dan performa miokard.
Hipertensi dan penyakit janntung koroner merupakan penyebab utama gagal jantung dan peningkatan nadi istirahat memperlihatkan hubungannya dengan peningkatan risiko gagal jantung dengan manifestasi penyakit jantung koroner serta individu dengan risiko pada populasi umum.
Pasien penyakit jantung koroner dan disfungsi ventrikel kiri, nadi istirahat memperlihatkan hubungan kuat dengan gagal jantung dibandingkan dengan endpoint vaskuler lainny, ini memberikan pendapat bahwa mungkin saja terdapat hubungan antara nadi yang cepat dan gagal jantung, selain dari yang terpicu dari penyakit jantung koroner.
Data populasi nadi istirahat dan gagal jantung adalah beragam. Mekanisme yang mendasari dan tingkat asosiasinya antara nadi dan gagal jantung mungkin berbeda di antara individu sehat dengan pasien manifestasi penyakit kardiovaskuler dimana nadi berperan kuat pada proses perburukan penyakit serta dihubungkan dengan aktivasi sistem saraf simpatis.
Nadi sitirahat secara mudah mengukur faktor risiko pada populasi umum dan dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup dan terapi medis, inilah yang menjadi target potensial intervensi preventif.
Untuk menilai hubungan secara prospektif dari nadi istirahat dengan risiko perkembangan gagal jantung pada popu-lasi laki-laki dan wanita usia pertengahan dilakukan studi EPIC-Norfolk.
Rasio hazard gagal jantung dibanding kelompok-kelompok nadi istirahat (kelompok acuan 51-60 kali/menit; 61-70 kali/menit, 71-80 kali/menit, 91-100 kali/menit) dikalkulasikan pada laki-laki (n = 9805) dan perempuan sehat (n = 12321) usia 39-79 tahun yang mengikuti studi EPIC Norfolk.
Selama rerata follow up 12,9 tahun, didapatkan insiden 1356 kasus gagal jantung terjadi. Pada pasien yang tidak menggunakan terapi obat yang mempengaruhi nadi, insidens gagal jantung terkait umur dan jenis kelamin berkisar 3.3, 3.7, 4.0, 5.1 dan 5.5 per 1000 pasien per tahun untuk pening- katan kelompok nadi istirahat.
Dibandingkan kelompok acuan, didapatkan HR 1.08 (95 % CI 0.88-1.34), 1.17 (0.94-1.46), 1.39 (1.08-1.79) dan 1.42 (1.00-2.03). Dalam kisaran acuan nadi istirahat (50-100 kali/menit), setiap peningkatan nadi 10 kali/menit dihubungkan dengan peningkatan nilai hazard gagal jantung sebesar 11% pada analisis multivariat. Hasil studi ini tidak berubah secara material setelah dilakukan penyesuaian untuk kejadian infark miokard dan penyakit jantung koroner selama follow up (1.12, 1.06-1.18).
Sehingga hasil studi ini memperlihatkan hubungan bertingkat antara nadi istirahat dengan gagal jantung pada laki-laki dan perempuan sehat yang tidak diperantai oleh penyakit jantung koroner. (European Journal of Heart Failure 2012; 14: 1163-70)
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar