Selain itu, menurut Ross Arena rekomendasi bersama tersebut digunakan untuk mendistribusikan pernyataan yang konsisten secara internasional dalam mencegah kebimbangan terhadap hasil CPX seorang pasien serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil pelaporan secara universal yang mungkin akan memfasilitasi studi-studi multisenter internasional menggunakan CPX sebagai studi yang memiliki endpoint.
CPX, dikenal sebagai standar emas pada penilaian latihan aerobik, dengan menggabungkan prosedur pengujian latihan secara umum (EKG, nilai tekanan darah, perceived exertion, dan sebagainya) dengan analisis ventilatory expired gases termasuk informasi seperti konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida dan ventilasi semenit (volume gas yang dihasilkan selama periode waktu satu menit).
CPX memberikan gambaran yang lebih baik mengenai patofisiologi dasar dibandingkan dengan pengujian latihan rutin dan memungkinkan penargetan yang lebih baik dari pengobatan. CPX juga memberikan indikasi tentang apa yang terjadi pada tingkat sel di otot. Hal ini dapat memberikan informasi diagnostik yang berharga dan juga informasi prognostik.
Penggunaan klinis CPX secara tegas ditetapkan pada pasien dengan gagal jantung sistolik dan exertional dyspnoea yang tidak jelas, bukti yang muncul saat ini menunjukkan CPX memiliki “utilitas klinis” pada pasien dengan dugaan atau pasti hipertensi arteri paru atau hipertensi paru sekunder, penyakit paru, kardiomiopati hipertrofik, dugaan iskemia miokard, dan dugaan miopati mitokondria.
Namun penguasaan penggunaan teknologi telah menjadi kesulitan yang dialami oleh para profesional kesehatan dalam menafsirkan data. Beberapa pusat telah melatih tenaga profesional dalam menginterpretasikan data dan menghasilkan laporan yang singkat. EACPR dan AHA mendapatkan “kesan berbeda” dari kebimbangan seputar interpretasi hasil yang menyebabkan pemanfaatan suboptimal dari teknologi. Rekomendasi bersama menetapkan untuk memberdayakan dokter dalam mengambil kendali dan melakukan interpretasi mereka sendiri. (European Heart Journal. Doi: 10.1093/eurheartj/ehs221)
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar