PENANGANAN diabetes mellitus (DM) tidak hanya sekedar menurunkan kadar gula darah namun penting mengenali dampak buruk kelebihan gula darah itu pada berbagai organ termasuk jantung. Evaluasi adanya penyakti jantung koroner (PJK) pada penderita DM tidak semestinya mengandalkan ada tidaknya keluhan (asimtomatik). Keluhan khas iskemia kerap tak segera muncul pada penderita DM.
Tindakan diagnostik PJK pada DM perlu lebih agresif dilakukan sebab bila menunggu adanya keluhan maka kerap telah terlambat karena proses aterosklerosis telah berjalan jauh dan melibatkan ketiga pembuluh koroner. Strategi deteksi PJK subklinis pada DM yang efektif akan mengarahkan pada upaya preventif yang bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Roldano Scognamiglio dan kawan-kawan dari fakultas kedokteran University of Padua, Italia meneliti prevalensi defek perfusi miokard dan PJK pada penderita DM tipe 2 yang myocardial contrast echocardiography (MCE). Pada mereka dengan defek perfusi miokard dilakukan angiografi koroner Hasil studi mereka dimuat Journal of American College Cardiology edisi awal tahun 2006. Untuk mengevaluasi peranan faktor-faktor risiko PJK yang lain maka Scognamiglio dkk membagi subyek yang berjumlah hampir dua ribu itu dalam dua grup. Grup pertama memiliki dua faktor risiko PJK atau lebih sedangkan grup dua memiliki satu atau tanpa faktor risiko. Ternyata prevalensi defek perfusi miokard sama pada kedua grup dan mandiri terhadap faktor risiko PJK (59,4% vs 60%, p=0,96). (Dr. Yahya AF. Kardiovaskuler 127)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar