PERKI merayakan pengabdiannya selama 60 tahun. Prestasi dan pengabdian apa saja yang telah dicapai? PERKI telah memperkuat jaringan kerjasama dan pengabdian. Inilah sejumlah milestone yang berhasil dicapai.
PERKI memberikan bintang penghargaan Aryasatya tingkat kemuliaan kepada para Ketua PERKI purna bakti yang telah berjuang tanpa pamrih demi kemajuan organisasi.
JEJERAN lukisan wajah-wajah para Presiden Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Purna Bakti tampak menyambut para tamu undangan. Berlokasi di Ayana Mid Plaza Hotel, Jakarta, PERKI menyelenggarakan syukuran HUT ke-60, tanggal 18 November silam.
Tampak hadir sejumlah tokoh masyarakat, antara lain perwakilan dari IDI, PPSDM Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Ketua Perhimpunan Organisasi-organisasi Profesi, Ketua AIPTBI, Ketua YJI, perwakilan Direktur RSJHK, Direktur Rumah Sakit Rujukan Nasional, Provinsi dan regional, Ketua Kolegium Ilmu Penyakit jantung dan Pembuluh Darah.
Tentu tak ketinggalan elemen dari PERKI sendiri. Hadir dalam perhelatan itu antara lain para Presiden Pengurus Pusat (PP) PERKI Purna Bakti, para Ketua PERKI Cabang dan Komisariat, para Senior PERKI, Ketua Team Pengampu Jejaring Kardiovaskular RS rujukan, Ibu-ibu Paguyuban, Ibu-ibu Kardiologi Indonesia dan para peserta undangan yang datang dari berbagai wilayah Indonesia.
Hari itu PERKI memang layak mendapat perlakuan khusus. Sebuah logo HUT PERKI ke-60 khusus dibuat untuk peringatan ini. Betapa tidak, saat itulah organisasi profesi ini telah genap 60 tahun mengabdi dan melayani bidang kedokteran kardiologi Indonesia.
Tampak jejeran lukisan wajah-wajah para Presiden PERKI purna bakti.
Perayaan itu diisi dengan berbagai aktivitas, mulai dari pagelaran seni, pemberian penghargaan, sambutan dan silaturahim para anggota. Setelah penampilan Pacemaker Choir pimpinan dr. Radityo Prakoso sebagai pembuka, acara diteruskan dengan drama monolog Labdagati “Sebuah awal Menuju Kejayaan” ditampilkan oleh Anindya Naila Sabahat dkk dengan iringan musik.
Sesuai dengan tema drama tersebut, Ketua PP PERKI, DR Dr Ismoyo Sunu, SpJP(K) menyinggung tentang kinerja, prestasi dan kejayaan PERKI. “Pencapaian PERKI di usia 60 tahun tidak bisa dilepaskan dari hasil perjuangan para pendiri dan pengurus PERKI dari pusat hingga cabang di periode-periode sebelumnya,” katanya dalam pidato sambutan.
Berkat kerjasama yang sinergis antara PERKI dan Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Kolegium IPJPD), lanjut Ismoyo, maka upaya pengabdian yang sangat berat untuk negeri ini dapat mengakselerasi berbagai milestone yang telah dirintis selama ini.
Sejumlah milestone tersebut antara lain, PERKI terlibat aktif dalam Komite Penanggulangan Penyakit Kardioserebrovaskular Nasional bersama Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Perhimpunan Spesialis Penyakit Saraf (PERDOSI), Perhimpunan Spesialis Dokter Rehabilitasi Medik (PERDOSRI), Perhimpunan Spesialis Bedah Torak Kardiovaskular (HBTKVI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anak (IDAI). “Harapannya, komite ini mampu mewujudkan kesamaan pandangan dan pendapat terutama dalam memberikan advokasi kebijakan dan regulasi pemerintah khususnya Kemenkes pada era JKN yang pada akhirnya dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas secara bermakna,” kata Ismoyo.
encapaian lainnya adalah PERKI telah menjadi organisasi profesi yang berstatus badan hukum sejak Januari 2017, sehingga kerjasama legal formal dengan beberapa instansi dapat dilakukan. Kerjasama itu antara lain dengan badan PPSDM Kemenkes untuk mengawal terlaksananya program fellowship in training dengan terwujudnya perjanjian kerjasama bantuan pembiayaan yang dilaksanakan di 9 Rumah Sakit rujukan Pendidikan Kardiovaskular.
“Bersama Pokja PIKI, PERKI juga mampu melebarkan sayap dengan mengirimkan fellow ke India dan Cina yang juga direncanakan akan diberikan bantuan pendidikan oleh Kemenkes. Harapan ke depan, capaian ini dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan SDM Spesialisasi Kardiovaskular Kompetensi Lanjut di RS rujukan Nasional, Provinsi dan Regional,” kata Ismoyo.
Kerjasama dalam negeri yang lain yaitu terjalinnya nota kesepahaman PERKI dan Asosiasi Institusi Pendidikan Teknologi Biomedis Indonesia (AIPTBI). AIPTBI telah membuktikan pembuatan alat-alat kardiovaskular seperti stent pembuluh darah koroner, deteksi dini pembuluh darah dan pembuatan alat kateterisasi perifer tanpa menggunakan sinar X. “Harapan ke depan lebih banyak tercipta cardiovascular medical equipment yang lebih terjangkau,” kata Ismoyo.
Pencapaian lainnya adalah terlaksananya usaha Pokja PIKI membuat PCI Registry sejak Januari 2017 dari partisipasi 11 rumah sakit. Di samping itu usaha keras dari Pokja Acute Cardiovascular Care berhasil melaksanakan program ISTEMI yang berjalan dengan baik di Indonesia. “Dua kegiatan ini diharapkan memberikan data tatalaksana penyakit jantung koroner yang sesuai dengan demografi Indonesia sehingga mendukung pelayanan kesehatan di era JKN. Di sisi lain melalui registrasi ini kita juga dapat menunjukkan kemampuan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di kancah Internasional,” ungkapnya.
Milestone selanjutnya adalah terpilihnya Dr dr Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA sebagai President elect ASEAN Federation of Cardiology tahun 2017 dan terpilihnya dr. Fauzi Yahya, SpJP(K), FIHA sebagai Vice President APSC 2017. “Ini membuktikan PERKI tetap memelihara hubungan baik dengan organisasi profesi kardiovaskular internasional. Harapan ke depan terjalinnya kerjasama MEA yang saling menguntungkan dengan terbentuknya komite akreditasi Asean dan Asia Pasific yang lebih menjamin keadilan,” kata Ismoyo lagi.
Acara penting lainnya dari perayaan ini adalah pemberian Bintang Aryasatya PERKI atas jasa-jasa sejumlah tokoh kepada organisasi. Mereka yang mendapat penghargaan:
- dr. Gan Tjong Bing (Ketua PP PERKI 1957-1966) (Alm)
- dr. Sukaman, SpJP (Ketua PP PERKI 1966-1978) (Alm)
- Prof. dr. Asikin Hanafiah, SpJP(K), FIHA, FAsCC (Ketua PP PERKI 1978-1981 dan 1987-1991)
- dr. Tagor GM Siregar, SpJP (Ketua PP PERKI 1981-1984) (Alm)
- Prof. dr. Lily I. Rilantono, SpJP(K), FIHA, FAsCC (Ketua PP PERKI 1984-1987)
- Prof. dr. Sjukri Karim, SpJP, FIHA (Ketua PP PERKI 1991-1994) (Alm)
- Prof. Dr. dr. Dede Kusmana, SpJP(K), FIHA, FACC, FAsCC (Ketua PP PERKI 1994-1997)
- dr. Santoso Karo Karo, MPH, SpJP(K), FIHA, FAsCC (Ketua PP PERKI 1998-2002)
- dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC, FAsCC (Ketua PP PERKI 2002-2004)
- Prof. Dr. dr. Idris Idham, SpJP(K), FIHA, FACC, FESC, FAsCC (Ketua PP PERKI 2004-2006)
- Dr. dr. Muhammad Munawar, SpJP(K), FIHA, FACC, FESC, FSCAI, FAsCC (Ketua PP PERKI 2006-2008)
- dr. A. Sunarya Soerianata, SpJP(K), FIHA, FACC, FESC, FSCAI, FAsCC (Ketua PP PERKI 2008-2010)
- dr. Anna Ulfah Rahajoe, SpJP(K), FIHA, FACC, FESC, FAsCC (Ketua PP PERKI 2010-2012)
- Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FACC (Ketua PP PERKI 2012-2014)
- Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FESC, FACC (Ketua PP PERKI 2014-2016).
Selain itu PERKI memberikan bintang penghargaan bagi para tokoh yang telah berjasa dalam pengembangan pusat pendidikan kardiologi dan kedokteran vaskular di Indonesia, yakni kepada Prof Dr dr H Biran Affandi, SpOG(K), (Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia 2003-2009) dan kepada Prof dr H Fasli Jalal, SpGK, PhD (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Dept. Pendidikan dan Kebudayaan RI (2007-2011).
Perhelatan ini diakhiri dengan hiburan, menampilkan grup band yang terkenal pada dasawarsa 1970-an yaitu Koes Plus. Dan….. tamu undanganpun terlarut kedalam iringan musik band itu.*
[Tim InaHeartnews]
Dr Santoso Karo Karo dan Dr Ismoyo Sunu pun tersedot untuk tampil ke pentas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar