Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah yang melebihi nilai acuan yang dianggap normal dimana keadaan ini membutuhkan pengobatan seumur hidup, akan tetapi banyak penderita hipertensi tidak menyadarinya. Kebanyakan hipertensi ini tidak menimbulkan gejala klinis yang khas, jika tensi yang tinggi tidak dikontrol maka akan merusak arteri dan organ vital lainnya. Sehingga hipertensi ini sering kali disebut sebagai pembunuh yang tenang atau tidak terdeteksi.
Tekanan darah yang tinggi atau sering kali disebut sebagai peningkatan tekanan darah atau hipertensi akan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Jika dibiarkan tidak terkontrol akan menyebabkan kebutaan, ketidakteraturan denyut jantung dan gagal jantung. Risiko untuk berkembangnya kondisi tersebut akan bertambah sejalan dengan peningkatan faktor risiko kardiovaskuler seperti diabetes.
Satu dari tiga orang dewasa di dunia memiliki tekanan darah tinggi. Proporsinya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dari satu dalam 10 orang di usia 20 tahun dan 30 tahun serta sampai 5 dalam 10 orang pada usia 50 tahun. Prevalens hipertensi tertinggi pada negara dengan pendapatan rendah seperti Afrika, dengan lebih dari 40% orang dewasa di kebanyakan negara Afrika akan terkena hipertensi.
Tekanan darah tinggi dapat dicegah dan diobati. Di beberapa negara berkembang, baik dengan upaya prevensi dan pengobatan bersamaan dengan pengendalian faktor risiko kardiovaskuler dapat mengurangi kematian akibat penyakit jantung. Risiko untuk terkena hipertensi dapat dikurangi dengan pola hidup yang baik dengan cara pengurangan asupan garam, makan makanan yang seimbang gizi, mencegah minum minuman yang berakohol, rutin berolah raga, pertahankan berat badan yang ideal dan tidak merokok.
Secara global, 9.4 juta orang meninggal setiap tahunnya dan 1.5 miliar orang menderita hipertensi di seluruh dunia. Hipertensi ini menjadikan faktor risiko tunggal terbesar yang dapat menyebabkan mortalitas yang disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal dan diabetes. Setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai hari hipertensi dunia (yang dimulai sejak tahun 2005 dan dicanangkan oleh Liga Hipertensi Dunia - WHL), untuk mengingatkan akan bahayanya penyakit ini yang dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung dan ginjal dan sebagai alat media informasi ke publik mengenai prevensi, deteksi dan pengobatan.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) depkes tahun 2007, didapatkan prevalensi penyakit jantung di Indonesia sebesar 7,2%. Sedangkan di Kepri, prevalensi tertinggi terdapat di Natuna sebesar 1,2%, diikuti Tanjung Pinang dan terdapat di semua kabupaten/kota.
Tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dihubungkan dengan peningkatan kejadian penyakit jantung. Prevalensi hipertensi pada umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut kabupaten/kota di Kepri, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara 23,6% - 53,3%, dan prevalensi tertinggi ditemukan di Natuna, sedangkan terendah di Tanjung Pinang.
Kejadian penyakit jantung makin meningkat jumlahnya pada penderita kencing manis (diabetes mellitus, DM), apalagi jika disertai dengan hipertensi, sehingga kedua penyebab itu disebut dengan deadly duo penyakit jantung. Prevalensi penyakit DM di Indonesia sebesar 1,1% dan di Kepri prevalensi tertinggi ditemukan di Natuna sebesar 5,6%.
Hipertensi dan fibrilasi atrium (AF) sering kali beriringan. AF akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terutama pada usia 75 tahun ke atas, sekitar satu dalam sepuluh orang akan terkena AF. AF merupakan masalah tersering ketika jantung memompa secara ireguler dan biasanya cepat. AF biasanya tidak menimbulkan gejala dan hanya dapat dirasakan adanya denyutan yang tidak beraturan atau dengan direkam melalui EKG. Ketika denyut jantung tidak teratur akan menyebabkan terbentuknya suatu jendalan darah di dalam ruang jantung, jika jendalan darah tersebut lepas akan menyebabkan stroke.
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya AF dan keduanya tersebut akan meningkatkan risiko stroke. Individu dengan AF akan meningkatkan risiko stroke sebesar 3-5 kali lipat dibandingkan tanpa AF. Adapun terapi AF pada dasarnya adalah mengatur rate atau ritme jantung. Tergantung dari tiap-tiap kasus yang ada.
Untuk mewujudkan jantung yang sehat diperlukan beberapa upaya. Upaya jantung sehat yang dilakukan negara-negara di Eropa diatur oleh ESC (European Society of Cardiology). Dengan mengeluarkan panduan klinis untuk mencegah penyakit jantung, yang berupa model angka-angka yang mudah diingat. Angka-angka tersebut mencerminkan orang sehat yang jauh dari penyakit jantung, 0-3-5-140-5-3-0.
Angka 0 merupakan tidak merokok, 3 adalah berjalan 3 km tiap hari ataupun melakukan aktivitas moderat selama 30 menit. Angka lima yang pertama bermaksud makan buah dan sayuran 5 x sehari, 140 menunjukkan tekanan darah kurang dari 140 mmHg.
Lima yang kedua berarti kolesterol total < 5 mmol/L atau 190 mg/dL, sedangkan tiga untuk kolesterol LDL < 3 mmol/L atau 115 mg/dL dan angka terakhir 0 berarti mencegah berat badan (BB) berlebihan dan diabetes.
Angka-angka ini diadopsi di Indonesia oleh PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) dalam “Pedoman Tatalaksana Penyakit Kardiovaskuler (CVD) di Indonesia 2009” dan Amerika pun tidak mau ketinggalan dengan Eropa, AHA (American Heart Association)/ACC (American College of Cardiology) membuat panduan pencegahan primer CVD dan stroke, yang isinya hampir sama.
Yayasan Jantung Indonesia (YJI) juga memberikan pedoman yang mudah bagi masyarakat, yaitu Panca Usaha Pencegahan YJI “SEHAT”, dimana: S-eimbang gizi, E-nyahkan rokok, H-indari stress, A-wasi tekanan darah, dan T-eratur berolahraga.
Upaya jantung sehat lainnya berupa harmoni lima rasa, yaitu asin, manis, gurih, pahit dan kecut. Tiga rasa pertama merupakan rasa yang harus dikendalikan karena rasa asin akan mengakibatkan hipertensi, rasa manis yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes. Sementara gurih yang berasal dari daging, lemak, keju, kuning telur, makanan gorengan mengarah pada penyakit gangguan lemak darah, dislipidemi. Dua rasa terakhir merupakan rasa penyeimbang. Rasa pahit dihubungkan dengan anti oksidan atau anti ketuaan, seperti yang terkandung dalam teh hijau. Rasa kecut seperti yang terkandung dalam jeruk nipis digunakan sebagai zat peluruh lemak.
Adapun tujuan diperingatinya hari kesehatan dunia setiap tahunnya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hipertensi dengan meningkatkan pola hidup yang sehat. Sementara tujuan utamanya adalah untuk mengurangi serangan jantung dan stroke dengan cara meningkatkan kesadaran mengenai bahaya hipertensi, memberikan informasi pencegahan dan memberikan dorongan terhadap usia dewasa untuk mengecek tekanan darah mereka serta memberikan saran untuk memeriksakan ke petugas kesehatan yang profesional. Juga kampanye WHO dalam rangka hari kesehatan dunia ini untuk memberi semangat tentang pentingnya kesehatan individu dalam mencegah hipertensi, membuat pengukuran tekanan darah yang murah sehingga dapat digunakan oleh semua masyarakat dan mengajak autoritas lokal dan nasional untuk menciptakan lingkungan dengan tingkah laku yang sehat.
Diharapkan dengan perilaku yang sehat dapat mencegah terjadinya hipertensi dan AF, “tekanan darah yang sehat, denyut jantung pun sehat”.
SL Purwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar